Selasa 25 November 2025
HIKMAT ADALAH KEKUATAN DALAM KASIH PERSAUDARAAN
Bacaan Sabda : 1 Raja-Raja 3:1-15
“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang begitu besar ini?” (1 Raja-Raja 3:9)
Sebagai raja muda yang menggantikan ayahnya, Daud, Salomo dihadapkan pada berbagai permasalahan bangsa yang memerlukan penanganan serius dengan hikmat dan pengetahuan yang tinggi. Itulah sebabnya Allah memberi kesempatan kepadanya untuk memohon agar Ia dikaruniai hikmat. Sebab “Orang yang bijak lebih berwibawa daripada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan daripada orang yang tegap kuat.” (Amsal 24:5)
Hikmat memberikan sudut pandang surgawi terhadap segala perkara, serta kemampuan untuk menanggapi berbagai persoalan kehidupan dengan benar.
Hikmat juga menolong seseorang membangun hubungan dengan baik dan benar, sehingga persaudaraan dapat berdiri di atas fondasi yang kokoh dan tulus. “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.” (Yakobus 3:17)
Hikmat memampukan seseorang untuk bersedia mendengarkan orang lain dan rela menempatkan diri pada posisi orang lain. Hikmat juga menuntun kita untuk mengetahui kapan harus bertindak tegas dan kapan saatnya menunda suatu tindakan.
Kita terlahir dengan banyak potensi, namun salah satunya adalah kecenderungan untuk pilih kasih. Hikmat mencegah kita agar mampu mengasihi saudara-saudara kita tanpa membeda-bedakan dan tanpa membanding-bandingkan. Hikmat menghasilkan keaslian dan menyingkirkan kepalsuan.
Jika kemunafikan adalah kejahatan dan kekerasan hati, maka hikmat adalah kebaikan dan kelemahlembutan. Bila kemunafikan menghancurkan hubungan persaudaraan, hikmat justru membangun, mempererat, dan memurnikan persaudaraan.
Dengan demikian, sangat jelas bahwa hikmat adalah kekuatan dalam kasih persaudaraan. MT
Hikmat membangun persaudaraan dalam Tuhan karena menjadikan seseorang pendengar yang baik dan pembicara yang cerdas.








