Jumat 14 November 2025
ALLAH ITU KEKAL
Bacaan Sabda : Mazmur 90:1-12
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)
Ketika Allah menyebut nama-Nya “Aku adalah Aku,” hal itu mengandung pengertian bahwa Allah hidup selama-lamanya. Dia tidak mengenal masa lampau yang memiliki awal, dan tidak mengenal masa depan yang memiliki akhir. Allah tidak mempunyai titik awal maupun titik akhir, karena Dia adalah Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu di mana Allah tidak ada.
Penulis berharap saudara tidak terlalu lama memikirkan atau mencoba membayangkannya, sebab hal itu bisa membuat pikiran kita kewalahan. Namun, yang luar biasa adalah bahwa Allah yang kekal ini membuka diri-Nya untuk kita kenal. Padahal kita adalah makhluk sejarah — makhluk yang hidup secara linear — berjalan dari titik awal menuju titik akhir. Kita berjalan dari satu peristiwa ke peristiwa berikutnya, karena kita hidup dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Allah mengetahui sejarah dan menguasainya, karena Dia adalah Allah atas sejarah. Namun, sejarah tidak memengaruhi apalagi menguasai Dia. Jadi, ketika Allah memberitahukan sesuatu yang berkaitan dengan kekekalan, kita patut percaya, sebab Dia sudah ada di sana. Allah sendiri membuka diri untuk kita kenal, dan mengenal Allah adalah pelajaran hidup yang kita mulai di dunia ini dan akan terus berlanjut sampai kekekalan.
Seperti tertulis dalam Yohanes 17:3: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Dengan demikian, kekekalan diberikan kepada semua orang yang bukan hanya percaya, tetapi juga terus belajar mengenal Allah.
Ada kabar baik bagi kita yang terus belajar mengenal Allah yang kekal, yaitu bahwa Allah yang kekal itu menciptakan kita agar kita terus belajar mengenal-Nya. Artinya, Dia menciptakan kita agar kita dapat menikmati diri-Nya, mengambil manfaat dari-Nya, dan mengambil bagian dalam kekekalan-Nya — untuk menerima hidup yang kekal.
Dalam hal ini, hidup yang kekal bukan hanya berarti hidup yang panjang tanpa akhir, melainkan suatu kualitas hidup yang diberikan Allah dan kita alami melalui proses belajar mengenal-Nya semakin dalam. Jadi, semakin kita belajar mengenal Allah, semakin indah pula kualitas hidup kita. Allah membuka diri untuk kita kenal melalui pemberian terbesar-Nya: Anak-Nya yang tunggal. Ia dikaruniakan bukan hanya untuk dikenal, tetapi juga untuk diteladani. MT
Mengenal Allah dimiliki oleh orang yang sudah memperoleh hidup kekal.





