Senin 03 November 2025
MENGUSIK KENYAMANAN
Bacaan Sabda : Ulangan 32:1-14
“Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” (Ulangan 32:4)
Kenyamanan bukanlah sesuatu yang buruk. Allah memberikan segala sesuatu kepada orang percaya untuk dinikmati agar hidup menjadi lebih nyaman. Namun, bila tidak berhati-hati, kenyamanan dapat berubah menjadi musuh iman.
Biasanya, masyarakat yang makmur mempersiapkan segala sesuatu agar dapat menikmati kenyamanan hidup melalui hiburan dan berbagai kesenangan. Mereka senang hidup tenang dalam rutinitas yang menyenangkan dan menikmati kemapanan hidup. Rumah yang indah, mobil model mutakhir, rekreasi yang menggembirakan, liburan yang menyenangkan, serta pergaulan dengan teman-teman yang baik mereka raih sebagai fasilitas pendukung kenyamanan.
Akibatnya, surga menjadi kurang menarik, dan materialisme menutup hati terhadap hal-hal rohani. Itulah sebabnya, Bapa kita yang penuh kasih terkadang mengusik kenyamanan anak-anak-Nya. Bapa lebih peduli terhadap keselamatan daripada kenyamanan, sehingga Dia mengizinkan ketidaknyamanan agar anak-anak-Nya tidak kehilangan yang terbaik dalam hidup.
Prinsip “mengusik kenyamanan” ini terlihat jelas dalam nyanyian Musa yang menjadi bahan renungan kita hari ini: “Laksana rajawali menggoyang-bangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah Tuhan sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertainya.” (Ulangan 32:11–12)
Burung rajawali membangun sarangnya mula-mula dari carang dan ranting yang kasar, kemudian menambahkan daun-daun lembut untuk memberi kenyamanan bagi anak-anaknya yang baru menetas. Namun, setelah anak-anaknya mulai besar dan memiliki sayap, induk rajawali mulai mengusik kenyamanan mereka.
Ia memulai aksinya dengan membuang bagian atas sarang yang lembut, hingga yang tersisa hanyalah ranting dan carang yang kasar. Pada awalnya, anak-anak rajawali kebingungan dengan tindakan induknya. Belum hilang rasa bingung itu, induknya menjungkalkan mereka keluar dari sarang hingga terjatuh. Saat anak itu terjatuh dan berusaha mengepakkan sayapnya dengan gemetar, hampir terjerembap ke batu, sang induk segera menampungnya di atas sayapnya.
Demikianlah, induk rajawali mengusik kenyamanan anak-anaknya agar mereka belajar mandiri. Prinsip pendisiplinan yang digunakan induk rajawali ini juga digunakan Allah untuk mendisiplinkan kita—agar kita mampu menghadapi peperangan rohani dan naik ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi. MT
Jangan tetap berada pada zona nyaman saudara.





