Kamis 30 Oktober 2025
BERTOBAT BERARTI SIAP MENERIMA DISIPLIN
Bacaan Sabda : 2 Samuel 12:1-25
“Lalu Daud berkata kepada Natan: ‘Aku telah berdosa kepada TUHAN.’ Natan menjawab Daud: ‘TUHAN juga telah mengampuni dosamu; engkau tidak akan mati” (2 Samuel 12:13)
Dalam sebuah gereja lokal, seorang pelayan Tuhan melakukan kesalahan moral yang merusak kekudusan jemaat. Karena itu, gembala sidang menjatuhkan disiplin dengan melarangnya melayani selama enam bulan, sambil menerima pembinaan langsung dari gembala. Pada saat keputusan disiplin diberikan, pelayan Tuhan tersebut menerimanya dengan doa penyesalan dan permohonan pengampunan. Ia menangis dan menyatakan penyesalannya. Namun, kesungguhan pertobatannya belum dapat dipastikan, bahkan masih dipertanyakan.
Hanya seminggu kemudian, pelayan Tuhan itu tidak muncul di gereja. Ternyata ia sedang melakukan pelayanan di gereja lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tangisannya bukanlah tanda pertobatan sejati, melainkan hanya emosi sesaat. Bertobat berarti siap menerima disiplin sebagai konsekuensi atas kesalahan. Bertobat berarti peka terhadap akibat dari kesalahan, mau menanggung risikonya, serta berupaya meminimalisasi dampak dari kesalahan itu.
Pengampunan memang bisa terjadi seketika, saat seorang hamba Tuhan mengaku dosa dan menyesali perbuatannya. Namun, pemulihan tidak terjadi secara instan. Ia mungkin masih diterima dan dipakai dalam pelayanan, tetapi itu bukan berarti ia sudah dipulihkan. Pemulihan membutuhkan periode pembuktian diri sampai ia kembali dapat dipercaya. Faktanya, pelayan Tuhan yang menolak disiplin biasanya tidak membutuhkan waktu lama untuk jatuh lagi dalam kesalahan yang sama.
Pertobatan sejati selalu ditandai dengan kerelaan menerima disiplin dan koreksi. Hanya dengan sikap demikian, seseorang yang bertobat dapat menerima pengampunan sekaligus pemulihan.
Dalam pembacaan Firman Tuhan hari ini, kita melihat teguran tegas nabi Natan kepada Raja Daud. Daud telah berdosa besar dengan menutupi perselingkuhannya bersama Batsyeba melalui pembunuhan tidak langsung atas suaminya, Uria. Ketika ditegur, Daud mengakui dosanya kepada nabi Natan dan bertobat di hadapan Allah. Allah mengampuninya, tetapi Daud juga rela menerima disiplin berupa hukuman atas dosanya.
Daud memang dipulihkan dalam hubungannya dengan Allah, tetapi akibat dari dosanya harus ia tanggung seumur hidup. Ia menjadi contoh nyata bahwa Allah adil dalam menghukum seorang pelayan-Nya yang jatuh dalam dosa moral. Namun, Daud juga membuktikan pertobatan sejati dengan rela menanggung disiplin ilahi.
Renungan ini tercermin dalam doa pengakuan Daud di Mazmur 51. MT
Pertobatan sejati ditandai kerelaan menerima disiplin, menanggung konsekuensi dosa, membuktikan pemulihan melalui kesetiaan, bukan sekadar emosi sesaat.





