Sabtu 18 Oktober 2025
DI ATAS MATAHARI, PERKARA YANG DI ATAS
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 1:1-11
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.” (Pengkhotbah 1:2)
Menurut tradisi Yahudi, Salomo menulis Kidung Agung pada masa mudanya. Tidak heran jika isinya penuh dengan cinta asmara dan romantisme hubungan pria dan wanita. Ia menulis Amsal pada usia dewasa atau setengah tua, sehingga sarat dengan wejangan dan nasihat penuh hikmat serta nilai kehidupan. Sedangkan Pengkotbah ditulis Salomo pada masa tuanya.
Menjelang akhir hidupnya, Salomo terjerumus ke dalam penyembahan berhala dan kemerosotan rohani. Sebagai raja terkaya dan paling berkuasa, ia menikmati kelimpahan materi, mengejar kesenangan duniawi, dan memuaskan diri tanpa kendali. Namun, semua itu tidak membawa kebahagiaan, melainkan kekecewaan. Karena itu, Pengkotbah dipenuhi renungan yang jujur, kadang sinis, tentang usaha mencari kebahagiaan di luar Allah dan Firman-Nya. Kekayaan, kuasa, kehormatan, ketenaran, hingga kesenangan sensual yang dimilikinya, ternyata hanyalah kehampaan belaka.
Sebelum wafat, Salomo menyatakan penyesalannya sekaligus memberi pesan agar umat Tuhan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Segala kegiatan dan karya manusia “di bawah matahari” atau di bumi ini tidak ada artinya bila dilakukan terlepas dari Allah. Ia menegaskan: “Kesia-siaan belaka, kata Pengkotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pengkhotbah 2:3). Segala sesuatu di bawah matahari adalah sia-sia; karena itu, kita perlu memikirkan perkara “yang di atas”.
Rasul Paulus juga menasihati jemaat di Kolose untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang kekekalan: mencari hal-hal yang rohani, melawan dosa, dan meneladani Kristus. Pesan yang sama juga dapat kita tarik dari pengalaman Salomo—janganlah mengejar kesuksesan dan kekayaan seperti Salomo, melainkan kejarlah kekudusan Kristus. MT
Salomo menyesali hidup sia-sia mengejar kekayaan dan kesenangan; ia menegaskan hanya hidup bersama Allah, berfokus pada perkara kekal, dan meneladani Kristus memberi arti sejati.








