Jumat 19 September 2025
SABAR MENANTI KEDATANGAN TUHAN
Bacaan Sabda : Yakobus 5:7-11
“Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” (Yakobus 5:8)
Sepanjang sejarah gereja, selalu ada saja ulah hamba Tuhan yang tidak sabar menantikan kedatangan Tuhan. Ada yang marah lalu menyebarkan ajaran-ajaran sesat. Ada pula yang berkumpul di satu tempat, kemudian berakhir dengan bunuh diri massal. Banyak yang meragukan janji Tuhan, menjadi kecewa, dan akhirnya murtad.
Namun, hal yang terus berulang dari masa ke masa adalah membuat tafsiran-tafsiran pribadi lalu menetapkan tahun, bulan, bahkan tanggal kedatangan Tuhan Yesus. Para penafsir ini saling menyalahkan: penafsir kedua menyalahkan penafsir pertama, penafsir ketiga menyalahkan penafsir kedua, dan begitu seterusnya hingga sekarang. Sesungguhnya, sumber masalahnya adalah ketidaksabaran—mencari hal yang tidak perlu dicari dan ingin menemukan sesuatu yang tidak perlu ditemukan.
Akhirnya, mereka mulai menafsirkan segala sesuatu dengan pemikiran: “Aku menemukan kebenaran.” Dan ketika ada kritik, kesimpulannya menjadi: “Saya benar, Anda salah.” Karena itu, saudara-saudara, “Bersabarlah sampai kedatangan Tuhan.” Kesabaran yang dimaksud adalah: tetap berada di tempat dan teguh berdiri, meskipun situasi dan keinginan mendorong kita untuk melarikan diri.” Yakobus memberikan tiga contoh ketekunan dan kesabaran yang dapat memberi semangat kepada kita untuk menantikan kedatangan Tuhan dengan sabar :
- 1. Kesabaran petani.
Petani yang berhasil adalah petani yang sabar. Hasil pertanian pada masa itu sangat bergantung pada cuaca, sementara cuaca sama sekali tidak bisa mereka kendalikan. Namun demikian, mereka tetap tekun bekerja, walaupun sering digagalkan oleh keadaan. Mereka fokus bekerja dan menantikan hasil dengan sabar. Karena itu, mereka tidak punya waktu untuk berpikir yang aneh-aneh apalagi melakukan tindakan yang salah dan merugikan orang lain.
- 2. Kesabaran nabi-nabi.
Para nabi tetap berada dalam kehendak Allah dengan taat, sekalipun untuk itu mereka harus menderita. Ingatlah, ketaatan tidak selalu menghasilkan kemudahan dan kesenangan. Bahkan Tuhan Yesus sendiri taat, dan ketaatan-Nya membawa Dia sampai ke salib. Karena itu, seperti petani kita harus terus bekerja, dan seperti nabi kita harus terus bersaksi, betapapun sulitnya hidup yang harus kita jalani.
3. Kesabaran Ayub.
Ayub tidak mengerti apa yang terjadi di balik layar, yaitu percakapan antara Allah dan iblis. Namun ia tetap yakin akan penggenapan janji Allah. Ia bersabar, meskipun tidak memahami tujuan Allah atas penderitaannya. Inilah kesabaran yang sejati. MT
Kedatangan Yesus kedua kali hendaklah ditunggu melalui kehidupan yang terbangun semakon indah.