Senin 18 Agustus 2025
BUKU HARIAN SANG PERANGKUL
Bacaan Sabda : Habakuk 1:1-11
“Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.” (Habakuk 1:4)
Kitab Nabi Habakuk termasuk unik, karena tidak mengarahkan nubuatnya langsung kepada umat. Lebih tepat Habakuk yang artinya “merangkul”, bernubuat dengan cara menulis dialognya dengan Tuhan dalam buku hariannya. Kalau Yeremia Nabi seangkatannya bernubuat untuk memberi peringatan tegas atas kemurtadan umat, Habakuk menolong dan mengarahkan umat yang saleh untuk melihat campur tangan Allah dalam hal-hal yang menyakitkan untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya.
Habakuk berteriak dan bertanya kepada Allah, memprotes dengan menuduh Allah secara langsung mempertontonkan penindasan, kejahatan dan kelaliman bangsa yang jauh lebih jahat menyengsarakan umat Allah yang sedang jatuh kepada penyembahan berhala. Lebih jauh Habakuk bertanya, “Mengapa Allah tidak berbuat sesuatu untuk menolong umat-Nya dari penindasan Babel?”. Bahkan Habakuk menyimpulkan, “Allah ambil bagian atas kondisi ketidakadilan, karena Allah mendiamkan berbagai penindasan.”
Nabi sang perangkul membuka tuntas isi hati dan pikirannya kepada Allah secara jujur. Dia tidak memendam dalam hati dan diam seribu bahasa, melainkan membuka dialog terbuka dengan Allah melalui doa dengan harapan akan ada penjelasan yang baik dari Allah sebagai dasar menolong umat yang saleh agar tetap setia kepada Allah.
Habakuk tambah bingung lagi karena Allah sengaja mengutus orang Babel untuk menghukum umat-Nya. Sangat tidak masuk akal kalau Allah menghukum umat-Nya yang terjerat penyembahan berhala melalui bangsa yang jauh lebih jahat, dan sumber penyembahan berhala pula. Habakuk tekun berdoa memohon agar Allah berkenan menghentikan kekerasan dan ketidakadilan yang menimpa umat-Nya. Namun Allah tidak mengabulkan permohonan Habakuk dengan cepat. Habakuk terus bedoa dengan keluhan yang sangat dalam. Tetapi keluhan yang muncul dari hati yang beriman kepada Allah yang benar.
Pada akhirnya Habakuk, Nabi sang perangkul belajar mengandalkan Allah walaupun menyaksikan berbagai kekerasan dan ketidakadilan terus berlanjut. Daripada dia bingung, lebih baik menulis pengalaman berharga ini dalam buku hariannya, ya kitab Habakuk adalah buku harian sang perangkul. MT
Ada baiknya “Tulis yang engkau alami dan alami yang engkau imani”