Sabtu 16 Agustus 2025
ALLAH TAHU YANG KU TAHU DAN TAK KU TAHU
Bacaan Sabda : Mazmur 139:1-24
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!.” (Mazmur 139:23-24)
Para Teolog menjelaskan beberapa atribut Allah yang merupakan sifat-sifat Allah yang unik : Allah itu Mahatahu, Mahakuasa, Mahakudus, Mahaada, Mahaadil dan Mahakasih. Dalam pembacaan Alkitab hari ini pemazmur secara khusus menjelaskan betapa pentingnya mengetahui keMahatahuan dan keMahahadiran Allah. Pemazmur secara tegas dan jujur mengungkapkan imannya dengan membuka diri untuk dikenal dan diselidiki Allah.
Allah itu sungguh mengetahui semua dan segala hal tentang kita tanpa kita mengakui. Artinya kita bisa bersandiwara dan menipu manusia tetapi tidak kepada Allah. Dia mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang kita karena Dia senantiasa menyertai dan pikiran-Nya diarahkan kepada kita. Tidaklah heran kalau Dia mengetahui secara tepat apa yang sedang kita pikirkan dan kita inginkan serta rencanakan dalam hati. Dia mengetahui secara sempurna apa yang kita lakukan sejak terbit fajar hingga tengah malam. Jangan pernah beranggapan dapat melarikan diri dari hadapan-Nya.
Ada sebuah kalimat yang puitis untuk menggambarkan sifat kedekatan Allah dengan umat-Nya: “Kalau kita melangkah selangkah mendekati Allah, maka Allah akan melangkah dua langkah mendekati kita.” Kalimat ini sepertinya indah, hanya saja masih sangat tidak tepat. Karena bukan kita tetapi Allahlah yang berinisiatif hadir dalam kehidupan umat-Nya tanpa ada jarak selangkahpun. Ada juga tembang religi : “Aku jauh, Engkau jauh, Aku dekat, Engkau dekat.” Menurut pemazmur penggalan tembang religi ini sangat keliru, sebab kita sama sekali tidak mungkin mampu menjauh dan menyembunyikan diri dari Tuhan, sekalipun kita masuk dunia orang mati.
Pemazmur juga mengungkapkan bahwa berdasarkan keMahatahuan-Nya, Allah secara kreatif dan aktif, ikut terlibat dalam pembentukan dan perkembangan setiap hidup seorang manusia. Dan Allah memasukkan kita ke dalam dunia ini dengan tujuan yang jelas dan pasti. Kita tentu saja sangat terhibur dan sangat diberkati dengan inisiatif Allah sebagai anugerah-Nya memperdulikan dan menyelamatkan karena Dia tahu kita tidak akan bisa menyelamatkan diri sendiri. Tetapi marilah kita juga merespon keMahatahuan-Nya dan keMahahadiran-Nya dengan hidup jujur dan tulus, jauh dari gaya hidup bersandiwara atau munafik.
Allah mengenal kita lebih tepat dari diri kita sendiri. Itulah sebabnya: “Allah tahu yang kutahu dan tak kutahu.” Maka teruslah berdoa, “Selidiki aku, lihat hatiku, apakah aku sungguh mengasihi-Mu”. MT
Allah sesungguhnya tidak membutuhkan pengakuan manusia, tetapi umat yang mengakui-Nyalah yang memperoleh kehidupan sejati. Jadi pengakuan akan Allah adalah kebutuhan manusia.