Minggu 10 Agustus 2025
BERDOA UNTUK MUSUH
Bacaan Sabda : Yeremia 29:1-14
“Begitulah akan Kulakukan kepada tempat ini, demikianlah firman Tuhan, dan kepada penduduknya. Aku akan membuat kota ini seperti Tofet” (Yer. 29:12)
Perintah mengasihi musuh dan berdoa untuk penganiaya yang ditandaskan Yesus kepada kita, dapat dipastikan merupakan perintah yang sangat sulit dipraktekkan dalam hidup sehari-hari. Karena mengasihi dan berdoa yang dimaksud adalah kasih yang tulus dan doa yang sungguh. Kalau hanya kasih dengan kata-kata dan doa secara ritual bisa saja kita praktekkan sambil tetap ada kebencian. Dalam kenyataan setiap kita disakiti ada beberapa pilihan yang dapat kita lakukan :
- Pertama : Kita spontan membenci mereka dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi. Biasanya disusul denga rasa dendam sambil mencari waktu yang tepat untuk mengadakan pembalasan. Dan tahukah saudara sikap ini sama sekali tidak berguna, tidak menguntungkan tetapi justru sangat merugikan.
- Kedua : Menahan amarah. Berjuang menekan perasaan sakit hati. Sikap ini di samping tidak berguna, sangat meletihkan dan membuat perasaan tertekan.
- Ketiga : Mendoakan. Memohon berkat Allah bagi mereka, sikap ini membukakan pintu bagi Allah untuk memberkati kedua pihak, yaitu pihak yang menyakiti dan pihak yang disakiti. Biasanya berkat bagi pihak yang disakiti berlipat ganda. Yeremia memberikan alasan berdoa bagi musuh adalah karena berkat saudara sangat berhubungan dengan kesejahteraan mereka, artinya Allah menjadikan musuh sebagai saluran berkat bagi kita.
Nabi Yeremia mengetahui betul, orang Babel adalah bangsa penjajah yang menawan umat Allah, tetapi hal itu tidak terlepas dari rencana Allah untuk menyadarkan umat-Nya. Nabi Yeremia dipakai Allah untuk menubuatkan bahwa umat Allah tertawan selama 70 tahun di Babel, barulah Allah mengembalikan mereka dari negeri pembuangan. Namun melalui berbagai tekanan, Allah justru merencanakan rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan kepada umat-Nya (ayat 11). Dan janji Allah kepada umat-Nya akan digenapi kalau umat-Nya berseru kepada Allah. Berseru adalah terus berdoa, menyembah dan mencari wajah Allah, tetapi juga berdoa untuk musuh-musuh, dalam hal ini bangsa Babel. ”Usahakan kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (ayat 7).
Yeremia adalah Nabi yang tidak turut tertawan ke Babel. Jadi dia menulis nubuat ini kepada umat Allah yang sudah kurang lebih 2 tahun berada di Babel. Nabi Yeremia menuliskan nubuat secara tegas, ”Allah menempatkanmu di Babel untuk suatu tujuan. Allah tahu umat Allah dipermalukan, dikecewakan, dan marah. Tetapi jangan putus asa berdoalah untuk kesejahteraan Babel”. Dan sejarah membuktikan pada pemerintahan Koresy raja negeri Persia, umat Allah yang setia mendoakan musuh musuhnya dipulangkan dengan dana dari kerajaan Persia untuk membangun rumah Allah dan Yerusalem. (Ezra 1). MT
Bila dimusuhi tetaplah mengasihi dan mendoakan mereka.