Rabu 09 Juli 2025
KASIH YANG KECEWA
Bacaan Sabda : Yohanes 11:17-44
Jawab Yesus: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes 11:25)
Apa yang dilakukan Yesus ketika melihat penderitaan manusia? Tuhan Yesus melakukan hal yang paling sulit, namun sangat dibutuhkan oleh manusia: Ia bersedia menyelami, memahami, dan turut merasakan penderitaan manusia.
Tuhan Yesus menunjukkan simpati dan solidaritas-Nya dengan Maria dan Marta saat mereka berduka karena kematian saudara mereka, Lazarus. “Yesus menangis.” Ini bukan sekadar ekspresi emosional, tetapi bukti nyata bahwa Yesus turut merasakan kesedihan yang mendalam.
Tuhan Yesus tidak hanya meninjau, mengamati, mempelajari, atau membahas penderitaan manusia dari kejauhan, tetapi Ia benar-benar hadir dan turut merasakannya secara langsung. Selama 33 tahun hidup di dunia, Ia mengalami lapar, lelah, takut, sedih, marah, jengkel, dan kecewa. Ia juga menghadapi penolakan, kebencian, penghinaan, kedengkian, pengkhianatan, fitnah, dikambinghitamkan, bahkan ditinggalkan dan dimusuhi. Semua penderitaan itu adalah perwujudan nyata dari kasih dan belas kasihan Allah bagi manusia.
Allah tidak hanya menyaksikan penderitaan manusia dari surga. Ia turun ke dunia, menjadi manusia, dan merasakan segala bentuk penderitaan manusia. Jika manusia diibaratkan seperti seseorang yang tenggelam di sungai yang deras dan dalam, maka Allah tidak sekadar berteriak memberikan petunjuk, atau melemparkan pelampung dan tali dari kejauhan. Allah justru melompat ke dalam sungai, berenang, meraih, dan menggendong orang itu ke tempat yang aman.
Allah adalah pribadi agung yang bersimpati dan solider dengan manusia yang menderita. Dalam peristiwa kematian Lazarus, Yesus memang melakukan mujizat besar dengan membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari berada dalam kubur. Namun sebelum mujizat itu terjadi, Yesus terlebih dahulu menunjukkan kasih dan simpati yang sangat mendalam.
Ingatlah, kasih dan simpati Yesus bukan sekadar luapan emosional yang diungkapkan dengan kata-kata indah, tetapi lahir dari hati yang tulus dan penuh belas kasih.
Gereja Tuhan dipanggil untuk melanjutkan ‘tangisan Yesus’—menjadi wujud nyata dari kasih dan simpati kepada mereka yang menderita. Mujizat memang luar biasa, tetapi mari kita mulai dengan hal yang bisa kita lakukan: hadir, peduli, dan mengasihi. Mujizat akan menyusul saat kasih Kristus dinyatakan melalui hidup kita. MT
Kekecewaan yang direspon dengan baik dan benar bisa menjadi peristiwa yang inspiratif untuk berkarya.