Selasa 10 Juni 2025
SAYAPMU, MELINDUNGIKU HAI SUAMIKU
Bacaan Sabda : Rut 3:1-18
“Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: ”Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?” (Rut 3:1)
Rut 2:12 merupakan ayat kunci dari kitab Rut, yang menyatakan: “Di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.” Di tengah hukuman atas kemurtadan besar pada masa para Hakim, justru Allah mengembangkan sayap-Nya untuk melindungi umat yang setia kepada-Nya. Naomi juga menggunakan istilah “perlindungan” ketika ia menasihati menantunya yang baik hati agar mencari suami sebagai tempat untuk berlindung.
Kepada Boas, Rut memohon dengan sangat sopan: “Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu.” Sikap Rut ini harus kita pahami dalam konteks adat dan kebiasaan pada zaman itu sebuah tindakan sopan dan terhormat, tanpa maksud seksual. Dengan isyarat tersebut, Rut sedang memohon agar Boas menikahinya dengan cara yang terhormat sesuai budaya waktu itu.
Rut memberikan gambaran akan sosok suami sebagai pribadi bersayap, yang menggunakan sayapnya untuk melindungi isteri. Sama seperti istilah penolong, kata pelindung juga bisa disalahartikan. Pelindung bisa dianggap kurang penting karena dianggap hanya diperlukan sewaktu-waktu, seperti pelindung dari panas matahari yang digunakan hanya pada saat tertentu.
Namun, dalam banyak ayat Firman Tuhan, Allah sangat sering disebut sebagai pelindung. Ini menunjukkan bahwa perlindungan adalah sesuatu yang sangat penting dan melekat secara terus-menerus. Sudah pasti, suami memiliki peranan yang sangat penting bagi isteri, yakni sebagai pelindung yang menjaga rasa aman, rasa berharga, rasa bahagia, serta melindungi dari berbagai gangguan dan serangan yang bisa melukai hati dan perasaan seorang isteri.
Namun demikian, perlu disadari bahwa bukan hanya suami yang menjadi tameng pelindung isteri. Tuhan-lah pelindung utama, yang mutlak dibutuhkan agar isteri dan keluarga dapat bertahan hidup dalam iman dan kasih.
Suami adalah sahabat yang dipanggil untuk “mengembangkan sayapnya” yakni, kedua tangannya untuk merangkul dan melindungi isterinya. Perlindungan tidak cukup hanya dari kepala melalui pemikiran cerdas, atau dari kaki dan tenaga fisik. Perlindungan sejati datang dari hati, yang diwujudkan lewat pelukan, kehadiran, dan kehangatan kasih sayang.
Suami hendaklah meraih isterinya agar tetap dekat di hatinya, di bawah sayap perlindungan yang penuh kasih dan kesetiaan, sebagaimana Allah pun membentangkan sayap-Nya bagi kita. MT
Suami adalah pelindung bagi istri, tetapi pelindung yang sepadan.