Sabtu 10 Mei 2025
KESEDERHANAAN HIDUP SEORANG NABI
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 1:1-18
“Jawab mereka kepadanya: ”Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya.” Maka berkatalah ia: ”Itu Elia, orang Tisbe!” (2 Raja-raja 1:8)
Salah seorang Nabi yang terkenal adalah nabi Elia. Nabi Elia bukanlah seorang nabi yang banyak bernubuat, melainkan nabi yang banyak berbuat. Itulah sebabnya Elia tidak mempunyai kitab, tetapi kisah kehidupan dan pelayanannya dijelaskan dalam Kitab Raja-Raja dengan berbagai ketaatannya kepada Allah untuk menyampaikan Firman Allah kepada raja-raja. Walaupun berbagai mujizat Allah nyata dalam pelayanan nabi Elia, tapi itu semua tidak menjadikannya sebagai nabi yang dihormati oleh raja. Seringkali dia harus menegur raja yang menjauh dari Tuhan sementara raja tersebut mendapat dukungan dari nabi-nabi palsu. Bagi Elia kebenaran harus terus disuarakan walaupun beresiko untuk diperlakukan dengan kasar oleh raja yang berkuasa.
Dalam pembacaan Alkitab hari ini, nabi Elia dipakai Allah untuk menyampaikan Firman Allah kepada raja Ahazia atas kesalahan raja yang tidak setia kepada Allah karena meminta petunjuk kepada berhala baal-zebub. Dalam 2 Raja-raja 1:8 dijelaskan bahwa nabi Elia seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat dipinggangnya. Pakaian bulu adalah jubah berbulu kasar yang terbuat dari kulit domba, kulit kambing atau bulu unta biasa dipakai nabi sejak Elia, termasuk Yohanes Pembaptis (Matius 3:4). Pakaian ini biasanya dipakai orang miskin. Pakaian ini memang tidak mewah tetapi cukup aman untuk menjaga kesehatan tubuh.
Pakaian yang sederhana ini menunjukan kesederhanaan seorang Nabi. Pakaian sederhana ini dipakai para nabi sebagai kecaman terhadap golongan atas, yang memperlihatkan sifat materialistis melalui pakaian mewahnya. Sebaiknya, rohaniwan akhir zaman mempertahankan kesederhanaan melalui pola hidupnya. Itu lebih baik daripada berusaha mengimbangi pola hidup mewah. Kesederhanaan hidup nabi Elia di hadapan raja tidak mengurangi wibawanya, karena kewibawaan seorang Nabi bukan terletak pada kemewahannya melainkan pada ketaatannya dan kesetiaannya kepada Allah. Allah menurunkan api dari langit sebagai bukti pembelaan Allah kepada Nabi Elia. MT
Kesederhanaan seorang nabi nyata melalui perbuatannya bukan nubuatnya.