Selasa 28 Januari 2025
KEKUDUSAN ALLAH DAN KEMURAHAN ALLAH
Bacaan Sabda : Keluaran 15:1-27
“Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan; Siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?” (Keluaran 15:11)
Allah mempunyai sifat-sifat atau atribut yang serba Maha dalam segala sifat yang baik dan benar. Dia Mahakuasa, Mahakudus, Mahakasih dan Mahahadir. Dan sifat Mahakudus Allah perlu mendapat perhatian khusus dari semua umat-Nya. Walaupun merupakan sifat yang kurang mengenakkan bagi semua manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Dengan mengetahui kekudusan Allah semua umat mengetahui betapa jauhnya manusia dari Allah bila menjadikan standar kekudusan Allah sebagai standar kebenaran. Kejahatan bukanlah kejahatan dan dosa bukanlah dosa bila tak ada standar kebenaran.
Kekudusan Allah adalah standar kebenaran. Keburukan bukanlah keburukan bila tidak ada patokan. Dan kebenaran Allah adalah patokannya. Bila saja manusia memahami kebenaran dan kekudusan Allah ada kemungkinan bahwa manusia berhenti menyembah dan berdoa kepada Allah, karena merasa sia-sia dan tak ada pertemuan antara Allah yang kudus dengan manusia yang berdosa.
Kekudusan adalah sifat paling utama dari sifat-sifat Allah dan setiap umat mengalami pertolongan Allah Israel selalu mengagungkan Allah dengan mengumandangkan kekudusan-Nya. Menyaksikan mujizat laut merah yang menyediakan jalan bagi umat-Nya tetapi menenggelamkan musuh umat, maka umat Israel pertama adalah mengagungkan kekudusan Allah kemudian disusul dengan mengagungkan kuasa-Nya. Saat seseorang bertemu kekudusan Allah pasti menyadari bahwa dia membutuhkan kemurahan Allah.
Ayub bertemu kekudusan Allah dia berkata “Sesungguhnya aku terlalu hina” (Ayub 39:37). Ayub adalah seorang yang jujur dan saleh, tetapi saat bertemu dengan kekudusan Allah dia merasa hina dan sangat membutuhkan kemurahan Allah. Saat nabi Yesaya bertemu dengan kekudusan Allah, dia berkata : “Celakalah aku” (Yesaya 6:5). Sebagai seorang “Celaka”, dia membutuhkan kemurahan Allah. Padahal Yesaya adalah seorang nabi besar yang hidup dekat dengan Allah. Kemudian saat Habakuk bertemu dengan kekudusan Allah dia gemetar dan bibirnya menggigil (Habakuk 3:16). Saat dia menerima kemurahan Allah yang kudus ia melihar dirinya secara baru.
Jadi kita semua perlu mengenal Allah sebagai Allah yang kudus sehingga dapat mengenal diri secara tepat sebagai manusia berdosa. Dengan demikian menyadari betapa kita membutuhkan kemurahan Allah atau kasih karunia Allah. Semua umat yang bertemu dengan kekudusan Allah pasti menyadari betapa dirinya sangat membutuhkan kemurahan Allah. MT
Bertemu kekudusan Allah menemukan kemurahan Allah.