Selasa 21 Januari 2025
KESEMPURNAAN ALLAH
Bacaan Sabda : Ayub 26:1-14
“Ia telah meneduhkan laut dengan kuasa-Nya dan meremukkan Rahab dengan kebijaksanaan-Nya. Oleh nafas-Nya langit menjadi cerah, tangan-Nya menembus ular yang tangkas. Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?” (Ayub 26:12-14)
Semua orang yang independen dan mandiri dalam pengertian melepaskan diri dari Allah selalu membuat teori membatasi Allah tetapi sudah pasti tidak akan bisa dan bila terus berusaha akan membuat mereka frustrasi. Mereka selalu berusaha memasukkan Allah ke dalam kotak berdasarkan pemikiran mereka yang terbatas dan hal itu sudah pasti tidak akan pernah bisa. Suatu sikap yang merugikan diri sendiri karena tak mengizinkan Allah bertindak untuk mengembangkan potensi diri. Sikap yang tepat adalah percaya dan berserah kepada Allah agar Allah leluasa mengembangkan potensi diri sebagai manusia yang serba terbatas dalam segala hal. Sudah pasti dengan pemikiran yang terbatas manusia tak akan pernah mampu memahami Allah yang maha sempurna.
Ayub mengungkapkan kesempurnaan Allah melalui kekagumannya terhadap ciptaan Allah dengan berkata sesungguhnya itu hanya ujung-ujung jalannya betapa lembutnya bisikan yang kita dengar daripadanya. Dalam perjalanan panjang penderitaannya Ayub telah banyak berdialog dengan sahabat-sahabatnya sehingga dia berkesimpulan bahwa seperti sahabat-sahabatnya semua manusia sangat minim dalam pengenalan akan Allah. Mencoba menjelaskan pemahaman tentang Allah kemudian secara bebas mengemukakan pendapat tentang Allah boleh saja, tetapi pasti tak akan bisa memuaskan. Ayub menyatakan semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya saja. Hal itu berarti pengenalan manusia tentang Allah hanya seujung kuku semata. Ayub merenungkan ciptaan Allah saja sudah menumbuhkan awal pengenalnya tentang Allah dan hal itu pasti terus bertumbuh.
Dalam seluruh kitab Ayub, dia menyatakan bahwa walaupun dia tidak mengerti tentang Allah faktanya imannya membawanya mengalami Allah. Seseorang berkata aku sudah pernah memutuskan tak mau lagi belajar untuk memahami dan mengenal Allah, sebab hanya dengan mengetahui sedikit tentang Allah aku mulai tahu betapa bodohnya diriku. Tetapi saat aku berhenti mempelajari saya terdampar kepada suatu kenyataan betapa kosongnya dan ruginya diriku. Jadi saya harus terus mempelajari tentang Allah karena ternyata semakin kutemukan fakta betapa agungnya Dia dan sekaligus menyadari betapa kecilnya diriku.
Dalam kenyataannya belajar tentang Allah membuat dan membentuk hidup ini pada posisi yang tepat sebagimana adanya dan seharusnya. Dan semakin dalam ternyata menemukan pemahaman bahwa Allah yang kupercaya sempurna adanya. Dan tak ada serta tak akan pernah ada yang menyerupai Dia. MT
Dalam kondisi minim pemahaman tentang Allah teruslah belajar karena tetap bisa maksimal mengalami Allah.