Jumat 17 Januari 2025
MEMAHAMI ALLAH YANG TAK BERUBAH
Bacaan Sabda : Yakobus 1:1-27
“Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.” (Yakobus 1:16-18)
Allah itu transenden, Roh yang kekal tetapi juga tidak berubah. Segala sesuatu berubah. Zaman berubah, musim berubah, manusia pun berubah. Segala sesuatu yang berubah tak memadai untuk diandalkan, karena yang tak berubahlah yang memadai untuk diandalkan. Sebagai pribadi Allah tidak berubah karena atribut-Nya tidak akan pernah berubah. Dia tetap Mahakuasa, Mahakasih, Mahaadil, Mahahadir hal itu semua tidak akan berubah kendatipun segala sesuatu berubah. Firman-Nya pun tak berubah karena semua yang difirmankan-Nya akan tetap kekal selamanya dalam pengertian akan terlaksana. Langit dan bumi akan lenyap tetapi firman Allah kekal selama-lamanya.
Yakobus sangat indah menyatakan bahwa pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ketika manusia berhubungan dengan bayangan karena bumi yang berputar pada sumbunya mengelilingi matahari. Bayangkan kita akan berubah kemudian hilang selanjutnya muncul, berubah terus untuk mengikuti kondisi sinar matahari. Allahlah yang mengatur perputaran dunia ini sehingga tidak akan mampu mengubah Allah. Allah adalah perencana yang agung rencana-Nya pun tak akan berubah.
Berbicara tentang rencana Allah yang tak berubah selalu ada pertanyaan yang perlu dijawab “Bukankah Allah sering mengubah rencana-Nya?”. Sering Allah mengubah rencana-Nya untuk menghukum Israel setelah Musa dan pemimpin Israel lainnya berdoa?. Bukankah juga Allah mengubah rencana-Nya menghancurkan kota Niniwe setelah penduduk kota itu bertobat?. Dalam hal ini sesungguhnya bukanlah rencana Allah yang berubah, tetapi metode-metodenya dalam mengadakan pendekatan kepada manusia sering diubah demi kepentingan manusia yang dikasihi-Nya.
Allah sering mengadakan pendekatan, dengan mengadakan peringatan dengan harapan ditanggapi dengan pertobatan atau ditanggapi umat-Nya dengan berdoa. Rencana Allah adalah selalu untuk kebaikan umat-Nya sehingga pendekatan-Nya adalah untuk kebaikan umat-Nya.
Kemudian Allah berdaulat mengubah cara dan metodenya tetapi Dia tidak mengubah tujuan-Nya. Kemudian satu hal penting bahwa karakter Allah tidak berubah cara pendekatannyalah yang berubah sesuai dengan kedaulatan-Nya. Hakikat Allah tidak akan berubah dan Dia tidak akan pernah menyesuaikan diri dengan manusia. Jadi manusia-lah yang harus menyesuaikan diri dengan Allah. MT
Allah tak berubah tetapi Dia berdaulat mengubah pendekatan-Nya kepada manusia.