Kamis 16 Januari 2025
MEMAHAMI ALLAH YANG KEKAL
Bacaan Sabda : Mazmur 90:1-17
“Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: ”Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” (Mazmur 90:1-4)
Sebagai yang kekal maka Allah itu tidak berawal dan tidak berakhir. Dia dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah dan tidak akan pernah Allah itu tidak ada. Hal itu kebenaran yang harus dipercaya dan diterima tanpa harus berusaha menganalisa dan mencari tahu, karena mencoba melakukannya adalah kemungkinan menjadi gila. Para penganut teori evolusi menyatakan bahwa suatu awal mulai timbul dari ketiadaan, jadi bagi mereka tidak ada yang namanya kekal. Langkah penting untuk mendasarkan iman bahwa Allah itu adalah kekal sebab tanpa kekekalan iman tak akan punya tujuan yang pasti.
Allah tidak mengenal apa yang disebut rentetan peristiwa karena sejarah tak mempunyai relevansi bagi Dia. Sedangkan bagi manusia itu penting karena manusia adalah makhluk sejarah dan juga makhluk linear. Kita berjalan dari satu kejadian ke kejadian lain. Dengan sendirinya manusia adalah makhluk masa lalu, makhluk-makhluk masa kini dan makhluk masa depan. Walaupun sejarah tidak relevan bagi Allah Dia tahu soal sejarah, karena Dia adalah Allah sejarah sehingga sejarah tidak menguasai Dia bahwa sesungguhnya dialah yang mengatur sejarah dalam pengertian dia mengontrol sejarah. Ia berkata kepada Musa “AKU DALAH AKU”. Kata “ADALAH” dalam nama Allah mengandung pengertian Allah hidup dan bertindak selama-lamanya dalam bentuk waktu yang sekarang.
Kita hidup dari ini ke hari minggu, bulan dan tahun depan suatu perjalanan maju terus ke masa depan dan Dia melihat segala-galanya karena Dia adalah kekal yang memahami secara sempurna kekekalan. Jadi waktu kita yang hanya sebentar saja ada dalam genggaman tangan-Nya. Jadi Allah sangat lama dan tak terduga waktunya sebelum penciptaan hidup tanpa manusia. Berarti Allah itu tidak membutuhkan apapun di luar diri-Nya termasuk manusia.
Untuk sempurna dalam kekekalan Dia tak membutuhkan manusia. Kabar baiknya adalah Dia yang kekal menciptakan manusia segambar dengan diri-Nya. Dia menciptakan kita agar ikut merasakan dan mengalami apa yang Dia nikmati. Dia menciptakan agar bisa mengalami diri-Nya, ambil manfaat dari-Nya dan juga ambil bagian dalam kekekalan-Nya. Jadi Allah tak membutuhkan manusia sedangkan manusia membutuhkan Allah. Maka manusia seharusnya mempercayai-Nya, berserah kepada-Nya kalaupun tidak, Allah tetap Allah yang kekal. MT
Allah itu kekal sebab itu orang yang mempercayain-Nya ambil bagian dalam kekekalan-Nya.