Selasa 14 Januari 2025
MEMAHAMI KODRAT ALLAH (2)
Bacaan Sabda : Keluaran 3:1-22
“Lalu Musa berkata kepada Allah: ”Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? – apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: ”AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: ”Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (Keluaran 3:13-14)
Allah adalah Roh tetapi juga adalah “Pribadi”. Dalam Yohanes 4:24 juga berbunyi “Barangsiapa menyembah Dia”. Dia menuju kepada “Pribadi” sebagai “Pribadi” maka Allah memiliki “Perasaan”, “Budi” dan “Kehendak”. Allah itu mempunyai perasaan atau emosi sehingga Dia berbelas kasihan. Tetapi haruslah kita membedakan perasaan Allah dari perasaan manusia. Perasaan Allah itu kudus dan tulus dan tak terpengaruhi oleh apapun karena bersumber dari kekudusan dan ketulusan hati-Nya. Dalam kekudusan dan ketulusannya Dia memutuskan mengasihi manusia berdosa. Dan apa yang sudah diputuskan tak pernah digagalkan oleh siapapun.
Jadi hal kedua yang perlu kita ketahui sehubungan dengan Allah adalah Roh adalah kenyataan bahwa Dia adalah seorang pribadi atau Dia adalah seseorang bukan sesuatu. Selain Dia mempunyai emosi atau perasaan, Dia juga mempunyai akal budi. Segala sesuatu diciptakan-Nya dengan teratur berdasarkan akal budi-Nya yang kreatif. Jadi jelas bahwa Dia adalah Bapa Mahakuasa Pribadi yang berakal budi, kudus, tulus dan kreatif. Sebab itu Dia mengetahui dengan sempurna segala sesuatu terbaik, terbenar dan tertepat berkarya menyelamatkan manusia berdosa. Berdasarkan pengetahuan dan kedaulatan-Nya yang sempurna Dia melakukan seluruh karya-Nya. Dia juga mempunyai kehendak yang sempurna sehingga mempunyai kemampuan memilih dan menetapkan segala sesuau dengan sempurna.
Pernyataan tegas Allah kepada Musa membuktikan bahwa Dia adalah pribadi sangat jelas tertulis dalam Keluaran pasal 3. Khususnya dalam ayat 14, Dia menyebut nama atau identitas-Nya sebagai pribadi : “AKU ADALAH AKU”. Dia adalah pribadi yang bertindak berdasarkan keMahatahuan-Nya. Dia adalah pribadi yang hadir dan bertindak di tengah umat-nya.
Yahwe tak bermaksud untuk menyebut nama-Nya sebagai suatu identitas dalam sebutan belaka. Tetapi utamanya adalah bahwa Dia adalah pribadi yang bertindak berdasarkan kasih dan keMahakuasa-Nya yang tak dipengaruhi oleh siapa dan apa pun. Segala sesuatu karya dan tindakan-Nya bersumer dari diri-Nya sendiri karena Dia adalah pribadi yang kudus hendaklah kita membangun hubungan dengan Dia sebagai seorang pribadi yang berhati tulus.
Dia adalah Pribadi yang kudus dan bertindak benar, jadi hampirilah dengan hati yang tulus.