Kamis 02 Januari 2025
KASIH YANG TULUS
Bacaan Sabda : 1 Timotius 1:1-20
Sabda Renungan : “Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan.” (1 Timotius 1:5-7)
Mengasihi adalah perintah Allah kepada umat-Nya. Dalam Ulangan pasal 6 adalah pasal perintah untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan. Allah memberi perintah mengasihi setelah lebih dulu membuktikan kasih-Nya kepada umat-Nya. Jadi umat mengasihi Allah adalah tanggapan kepada kasih Allah. Karena Allah mengasihi dengan tulus dan setia maka haruslah juga dan setia maka haruslah juga mendapat tanggapan yang sama dari umat-Nya.
Dalam Matius 22:37-39, Yesus memperluas lagi perintah mengasihi dengan segenap hati bukan lagi hanya mengasihi Allah tetapi juga mengasihi sesama manusia. Mengasihi Allah dan mengasih sama harus sejalan tak boleh dipisahkan karena wujud mengasihi Allah adalah melalui mengasih sesama manusia. Kemudian Rasul Paulus menasehati Timotius agar dalam pelayanan mengasihi Allah dan sesama dengan kasih yang tulus. Hal itu penting supaya terhindar dari kegagalan untuk mencapai tujuan.
Rasul Paulus sangat tegas menyatakan bukan mengetahui banyak visi kitab suci yang penting tetapi perubahan dan pembangunan moral lah yang utama. Moral batin dan hati terbangun dengan baik bagi umat Tuhan yang mengasihi Allah dengan tulus. Pada saat Paulus menasehati Timotius sangat banyak guru-guru palsu yang datang membawa ajaran yang hanya diarahkan untuk mengetahui banyak ayat-ayat atau isi Alkitab tanpa menyentuh kehidupan moral dan kehidupan batin. Berbicara tentang pembangunan moral haruslah dihubungkan dengan sikap hidup mengasihi dengan hati yang tulus. Konsep Alkitab mengenai belajar bukan sekedar supaya tahu banyak dan cerdas secara akademis. Tujuan utamanya adalah menghasilkan anak Tuhan yang bermoral baik dan mempraktekkan hidup yang mengasihi secara tulus. Hal itu sudah pasti menghasilkan hidup yang benar selaras dengan cara Kristus menjalani kehidupan.
Kemudian ada kalimat yang cukup baik yaitu kita belajar untuk mengajar. Tetapi itu hanyalah satu tujuan tambahan karena yang terpenting adalah belajar firman Allah adalah untuk melakukan mentaati dan mempraktekkan firman yang sudah dipahami. Karena para pengajar haruslah lebih dulu mempraktekkan atau menerapkan firman Tuhan yang diajarkan lebih dahulu. Kemudian para pengajar haruslah mengasihi yang diajarkan dengan hati yang tulus. Ketulusan hati adalah dasar yang kuat untuk mentransformasikan nilai-nilai hidup yang diajarkan. MT
Kasih tanpa ketulusan adalah kasih yang menyimpang dan ketulusan tanpa kasih adalah kekakuan.