Rabu 25 Desember 2024
EDISI NATAL – KEMULIAAN BAGI ALLAH DAMAI DI BUMI
Sabda Renungan : “Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:13-14)
Semangat ibadah umat beragama pada setiap hari raya keagamaan sangat bersemangat dan meriah serta meningkat. Sungguh membahagiakan melihat tempat-tempat ibadah yang dipenuhi umat yang sangat khusyuk melaksanakan ibadahnya. Bukan hanya itu saja tempat-tempat umum pun seperti hotel dan mall dipenuhi ornamen-ornamen keagamaan sesuai dengan ornamen agama yang sedang merayakan hari raya agamanya. Pada saat hari raya agama tertentu, tempat-tempat yang dianggap bertentangan dengan nilai agama ditutup buat sementara. Pesan-pesan agama pun didengungkan secara nyaring. Tetapi setelah hari raya agama sudah lewat apa yang terjadi? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang penting untuk dijawab. Berdampak kah pada harmoni hubungan sosial? Berdampakkah kepada semangat dan disiplin kerja? Perlu juga mendapat perhatian. Faktanya jauh panggang dari api.
Menghalang-halangi agama lain beribadah tetap terjadi. Rupanya mereka bukanlah menghidupi nilai keagamaan melainkan hanyalah sekedar mempraktekkan fanatisme keagamaan secara salah. Rupanya masih banyak penganut agama yang hanya berorientasi vertikal menganggap bahwa agama hanya mengurus hubungan dengan sang Khalik yang di atas. Padahal yang benar adalah bahwa hubungan harmonis dengan Allah itu haruslah terbukti melalui hubungan harmonis dengan sesama.
Malaikat dengan tugas mengumumkan bahwa umat Kristen hendaklah merayakan natal dengan “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai di bumi”. Setelah Yesus memulai karyanya Dia mengecam orang Farisi dan ahli Taurat yang berorientasi pada hukum taurat secara salah sehingga terjerat kepada fanatisme beragama. Yesus mengkritik mereka agar berorientasi kepada firman Allah untuk melihat fakta bahwa Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat agar mempunyai kehidupan beragama yang benar dan tepat.
Kita kembali memasuki natal. Pertanyaannya adalah salahkah kita merayakan Natal dengan meriah? Tentu tidak salah malahan menurutku itu perlu dan penting. Biarlah Allah yang dimuliakan karena natal adalah kemuliaan bagi Allah yang Mahatinggi. Mari kita fokus menyembah Dia merenungkan kasih-Nya dan mendekat kepada-Nya. Kemudian “Biarlah damai di bumi”. Natal adalah berdamai dengan sesama, membangun hubungan dengan sesama mengaktifkan semangat mengampuni, meningkatkan semangat kasih dengan penuh salam persahabatan. Selamat natal damai di bumi. MT