Senin 23 Desember 2024
EDISI NATAL – DOA DAN IMANUEL
Sabda Renungan : “Tetapi Ahas menjawab: ”Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN. Lalu berkatalah nabi Yesaya: ”Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yesaya 7:12-14)
Kurang lebih tahun 735 SM, raja Israel dan raja Aram menyerang Yehuda. Ahas raja Yehuda mendapat jalan keluar dari Allah melalui nabi Yesaya. Bukan berperang karena bila itu terjadi akan terjadi pertempuran yang tidak seimbang. Logikanya Yehuda akan kalah telak. Dan bila Yehuda menang raja Ahas akan menjadi sombong maksimal. Jalan keluar yang akan diberikan adalah perintah untuk berdoa. Tetapi Ahas menolak, dia memilih upaya yang berani dengan mencari cara sendiri. Dia mengandalkan kecerdasan dan kekuatannya dengan meminta bantuan dari bangsa Asyur. Kali ini Allah masih melindungi Yehuda. Ahas makin arogan merasa caranya cukup besar. Ahas semakin jauh dari kehidupan doa dan sikap iman bersandar kepada Allah. Pada suatu saat penulis berdiskusi dengan kelompok mahasiswa teologia yang berkunjung ke tempat saya mengajar.
Setelah cukup lama berdiskusi tentang konsep-konsep teologia karismatik saya memberi motivasi agar sebagai teolog-teolog muda mereka harus mengedepankan doa dalam pendidikan dan pelayanan. Salah seorang yang kelihatan paling cerdas dari antara mereka merespon dengan berkata : Pak! berdoa bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi masalah, karena doa tidak terlalu berguna. Tindakan nyatalah yang harus bukan berdoa. Saya sangat terkejut. Karena saya adalah tuan rumah dan orangtua mereka, saya berkata dengan nada tinggi: Nak! berdoa adalah tindakan nyata bukan khayalan. Berdoa adalah fasilitas yang dianugerahkan Allah pada umat-Nya untuk dimanfaatkan sebagai fakta hidup bersandar kepada Allah. Puji Tuhan mereka menerima nasihat saya.
Walaupun Ahas menolak tawaran Allah untuk berdoa, Allah tetap memberi tanda bahwa selalu ada penyertaan Allah dengan lahirnya “Sang Imanuel”. Penggenapan utama nubuat ini terjadi pada saat kelahiran Yesus dari perawan Maria yang mengandung dari Roh Kudus. Nabi Yesaya menandaskan bahwa kehidupan doa akan selalu berdampingan dengan penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan pun selalu nyata pada pergumulan hidup umat-Nya yang selalu berusaha maksimal tetapi juga selalu hidup bergumpul dalam doa. Ketika murid-murid Yesus menghadapi persoalan Yesus selalu ada.
Daud mengalami penyertaan Tuhan justru saat dia berdoa dari lembah kekelaman. Saat Yesus mau terangkat ke surga Dia menyatakan “Aku menyertai kamu sampai kesudahan alam”. Ingat “Penyertaan Tuhan” harus dinyatakan melalui kehidupan yang baik dan benar. Karena Tuhan pun ingin membuktikan penyertaan-Nya melalui kehidupan umat-Nya. MT