Kamis 12 Desember 2024
EDISI NATAL – SEBUAH REKAAN SEKIRANYA YESUS LAHIR DI KELURAHAN KARANG ANYAR (Matius 2:1-12)
Setelah Yesus lahir di kelurahan Karang Anyar kecamatan Sawah Besar pada zaman kepemimpinan gubernur yang baru datanglah tiga orang hamba Tuhan dari Indonesia Timur. Mereka bertanya “Di manakah Dia orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?. Kami telah melihat bintangnya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”. Ketika Gubernur mendengar itu terkejutlah ia bersama para staff ahlinya yang ada di Balai kota. Maka dipanggillah beberapa orang pendeta termasuk ketua sinode GBI untuk memperoleh masukan tempat tepatnya Yesus dilahirkan. Setelah para pendeta bersama mencari di Alkitab maka mereka menemukan bahwa Yesus lahir di kelurahan Karang Anyar kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat.
Maka dengan diam-diam Gubernur itu memanggil para hamba Tuhan dari Indonesia Timur itu. Mereka adalah Pdt. Ari Mabel, Pdt. George Telusa, dan Pdt. Ersan Wijaya. Secara teliti Gubernur itu menanyakan kira-kira tepatnya bintang itu muncul. Setelah mendapat masukan Gubernur mempersilahkan ke tiga hamba Tuhan itu pergi dan memberi informasi tentang anak itu agar guberbur datang menyembahnya. Setelah banyak berbicara dengan Pak Gubernur mereka pun melanjutkan usaha mereka untuk mencari bayi yang baru lahir itu. Begitu mereka meninggalkan balai kota berjalan melalui Monas bintang itu pun bergerak untuk menuntun mereka.
Setelah berjalan beberapa waktu bintang itu pun berhenti tepat di atas gedung gereja GBI Karang Anyar tempat lanjut tinggalnya Yesus karena sudah meninggalkan bedeng kumuh itu. Betapa bahagianya Pdt. Ari Mabel, Pdt. George Telusa dan Pdt. Ersan Wijaya karena bintang itu berhenti tepat di atas gebung gereja GBI Karang Anyar. Maka masuklah mereka ke dalam gereja melihat anak itu bersama Yusuf dan Maria, lalu sujud menyembah.
Maria segera membuka tas mereka yang berisi sesuatu untuk mereka persembahkan kepada Yesus. Pertama Pdt. Ersan Wijaya mempersembahkan emas murni produk Free port dengan bongkahan yang cukup besar. Kemudian Pdt. Ari Mabel mempersembahkan buah merah berkualitas sebagai pengganti kemenyan. Akhirnya Pdt. George Telusa mempersembahkan minyak ikan sebagai pengganti mur. Pdt. George Telusa lah yang mengolah minyak ikan itu dari hasil tangapannya sendiri.
Setelah mereka mempersembahkan milik mereka kepada Yesus mereka pun ingin melaporkan pertemuan mereka kepada Bapak Gubernur. Tetapi pendeta melarang mereka melapor ke Gubernur dan menyuruh mereka pulang melalui kebun jeruk jangan melalui monas. Setelah gubernur tahu bahwa dia telah dihindari orang-orang pintar dari Indonesia Timur itu, dia sangat marah dan memerintahkan agar satpol PP menangkap bayi umur dua tahun ke bawah yang ada di kelurahan karang Anyar. Tetapi kembali pendeta menyuruh Yusuf dan Maria membawa Yesus mengungsi ke Pulau Seribu. MT