Kamis 05 Desember 2024
EDISI NATAL – TAK TERIKAT PADA SATU TEMPAT
Sabda Renungan : “Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Matius 8:20)
Peperangan demi peperangan telah membuat jumlah pengungsi semakin banyak di dunia ini. Para pengungsi lari dari ancaman dan bahaya tetapi tidak sedikit yang memasuki ancaman yang baru walaupun dalam bentuk yang berbeda. Ancaman yang dimaksud adalah ketidaknyamanan tempat dan juga ancaman kelaparan. Kemudian mereka dilanda perasaan ketidakpastian dan hal itulah penderitaan terbesar mereka karena dunia seakan-akan tidak ada tempat berpijak untuk mereka. Hal paling besar yang mereka rindukan adalah perasaan diterima dan juga kepastian memiliki negeri. Tetapi kedua hal inilah yang seakan-akan hilang yang membuat para pengungsi adakalanya menjadi sangat marah terhadap keadaan tidak tahu kepada siapa mereka mengalamatkan kemarahannya.
Pada saat Yesus belum berusia 1 tahun, Dia sudah menjadi pengungsi, ketika malaikat memerintahkan Yusuf membawa Yesus mengungsi ke Mesir untuk menghindar dari kejahatan Herodes (Matius 2:13). Tempat pengungsian itu cukup jauh kira-kira dari Jakarta ke Jogja yang ditempuh dengan berjalan kaki. Kemungkinannya adalah naik keledai. Alkitab tidak menjelaskan di mana dan bagaimana mereka di Mesir.
Selama berada di pengungsian kemungkinan besar mereka memanfaatkan emas, kemenyan dan mur yang dipersembahkan para majusi kepada Yesus sebagai modal melanjutkan hidup. Mungkin tidak lebih dari satu tahun mereka di Mesir Karena malaikat menyuruh mereka kembali dari Mesir sebab Herodes sudah mati. Tentu saja mereka siap lelah tetapi kembali ke rumah tetaplah memberi harapan baru kepada mereka. Tetapi mendekati Bethlehem Yesus terancam lagi karena terjadi huru hara di bethlehem. Malaikat kembali menuntun mereka pergi ke Nazaret.
Semua peristiwa itu terjadi kepada Yesus untuk menjelaskan bahwa Yesus menjadi manusia dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh seorang manusia. Tetapi sebetulnya yang terjadi kemudian Yesus betul-betul tidak mempunyai tempat tinggal yang menetap. Dia berjalan sebagai pengajar keliling dan hampir tidak pernah menetap di satu tempat. Dia berjalan terus seperti pengungsi yang hanya berbekal pakaian yang melekat di badan.
Betul pernyataan-Nya “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya”. Yesus menjadi manusia dengan segala persoalan yang pernah dialami manusia, namun tak pernah mengeluh dan tak pernah melakukan kesalahan dalam meresponi permasalahan yang dihadapi. MT