Sabtu 30 November 2024
MASA SUNYI (13) – MENUNGGU WAKTU TUHAN
Sabda Renungan : “Pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu” (Daniel 9:2-3)
Di negeri pembuangan selama 70 tahun adalah merupakan aib besar bagi umat pilihan Allah yang seharusnya tidak boleh terjadi. Tetapi selama 70 tahun itu Allah berulang-ulang menyatakan kuasa-Nya untuk menolong umat-Nya di negeri pembuangan. Kemudian Allah telah memberikan batas waktu yang ditentukan Allah untuk umat-Nya berada di negeri pembuangan. Berbeda dengan masa sunyi yang memakan waktu kurang lebih 400 tahun dan tidak ada pemberitahuan lamanya waktu masa sunyi tersebut. Tetapi Allah sudah mempunyai waktu untuk kedua peristiwa ini dan waktu Tuhan pastilah yang terbaik.
Daniel taat kepada Allah untuk bernubuat tetapi taat juga kepada Allah dalam hal mempelajari dan mentaati nubuat nabi-nabi lain yang sudah dinubuatkan secara lengkap mengenai masa pembuangan Yehuda ke negeri Babel. Daniel pun dapat menghitung saat Allah mengatur Yehuda kembali ke Yerusalem. Daniel hanya tahu waktu tepatnya tetapi cara pengembalian itu Allah yang mengatur. Daniel sempat juga ragu karena semakin mendekati tahun ke-70 belum ada ciri-ciri Yehuda akan dikembalikan ke Yerusalem. Tetapi Daniel tidak meragukan nubuat nabi Yeremia karena Daniel percaya waktu Tuhan lah yang terbaik dan Tuhan berdaulat untuk mempercepat juga memperlambat. Keraguan Daniel adalah hal yang wajar karena keraguan yang ditangani dengan bijak justru membuat diri tertantang menunggu dengan sabar dan berdoa lebih sungguh-sungguh.
Daniel mengisi masa tunggu janji Allah tergenapi dengan sikap aktif bukan pasif. Daniel Aktif belajar dan berdoa menanti waktu Tuhan. Daniel berbeda jauh dengan Yehuda pada umumnya tentang kesetiaan menunggu waktu Tuhan karena waktu Tuhan lah yang terbaik. Tetapi Daniel memposisikan diri sama dengan umat Allah yang tidak setia sama-sama membutuhkan pengampunan dan sama-sama merindukan pemulihan Allah atas umat-Nya. Umat Yehuda menjelang kelahiran Yesus betul-betul menunggu saat-saat Allah bertindak memulihkan umat-Nya. Mereka menunggu dengan aktif melalui sikap mendirikan kelompok-kelompok keagamaan agar hukum Taurat terus terjaga dengan baik. Tetapi saat Yesus datang mereka tidak mengetahui-Nya karena mengharapkan kedatangan-Nya sesuai dengan keinginan mereka. MT