Jumat 22 November 2024
MASA SUNYI (5) – KESULITAN DAN KESETIAAN
Sabda Renungan : ““Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”” (Yeremia 29:7)
Ketika Yehuda terbuang ke Babel, nabi Yeremia tetap melakukan tugas kenabian-Nya walaupun dia tinggal di Yerusalem. Melalui surat tertulis dan pesan lisan dia memberi petunjuk kepada Yehuda bagaimana seharusnya mereka besikap di negeri pembuangan. Yahudi pada masa sunyi tetap berada di negerinya tetapi mereka menjadi negara terjajah di negerinya sendiri. Perbedaannya adalah pada masa pembuangan tercatat beberapa tokoh yang kemudian menjadi seorang nabi seperti Daniel. Jadi masa pembuangan masih ada nubuat dan berulang kali pula Allah menunjukkan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya.
Pada masa sunyi masih ada tonggak sejarah bukti karya Allah seperti Bait Suci tapi melakukan ritual agama tak ada nubuat dan tak ada nasehat dari nabi secara langsung tetapi sesungguhnya nubuat para nabi seperti nubuat nabi Yeremia mereka masih tahu dan termasuk juga firman Tuhan kepada umat Yahudi pada masa nabi Yeremia agar mengusahakan kesejahteraan negara penjajah adalah bagian dari firman Tuhan yang harus ditaati.
Berdoa untuk negara penjajah harus juga mereka praktekkan. Mungkin saja mereka praktekkan, faktanya penjajah silih berganti, Yahudi tetap ada sebagai alat di tangan Allah untuk menyatakan keberadaan Allah kepada bangsa-bangsa setelah Wangsa Hasmoneus digantikan dengan periode Roma (63 SM), pada saat Romawi merebut Yerusalem, propinsi-propinsi di Palestina tunduk kepada Roma. Pada saat itu mulai penguasaan kaisar. Herodes Agung memerintah di Palestina tetapi harus tetap tunduk kepada kaisar. Pada saat Roma berkuasa tetap menggunakan bahasa Yunani karena pada zaman itu bahasa Yunani sudah diterima secara luas menjadi bahasa persatuan.
Pada saat Roma berkuasa Yahudi diancam lagi oleh kewajiban menyembah kepada kaisar. Sejak Kaisar Kaisar Romawi berhasil menduduki Palestina para Kaisar menyebut diri mereka sebagai Dewa bahkan Kaisar Gayus Caligula (37-41) berencana meletakkan patung dirinya di bait Allah, tetapi dia meninggal sebelum keinginannya terwujud. Kaisar-kaisar masa sunyi sebelum Yesus lahir pun berulang kali membuat peraturan agar rakyat menyembah kepada kaisar. Ada hal yang menarik di sini yaitu Yahudi tetap melanjutkan kehidupan monoteisnya, hanya menyembah kepada Allah saja. Mereka disulitkan sikap monoteisnya sudah pasti. Tetapi terbukti mereka tetap setia. Ada yang murtad? sudah pasti. Namun sedikit saja yang seia sudah memberi dampak yang besar. MT