Kamis 21 November 2024
MASA KESUNYIAN (4) – FIRMAN TAK TERMUSNAHKAN
Sabda Renungan : “Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas – yakni bulan Adar –, dan supaya dirampas harta milik mereka.” (Ester 3:13)
Pada saat raja Ahasyweros raja persia di mana Yehuda masih menjalani hukuman terbuang, Haman merencanakan pemusnahan orang Yahudi. Tetapi karena pertolongan Allah lah maka Yehuda terhindar dari bencana pemusnahan tersebut. Allah tidak pernah kehabisan cara untuk menolong umat-Nya walaupun umat-Nya tidak selalu merasakan secara langsung. Masa sunyi yang diisi kekuasaan Persia dan Yunani hellenis berlanjut dengan periode Wangsa Hasmoneus.
Ketika periode ini mulai orang Yehuda mengalami penindasan berat. Periode yang berkisar pada 166 -63 SM ini adalah merupakan masa-masa sukar bagi orang Yahudi. Sebenarnya Wangsa ini bersikap toleran kepada Yahudi dan keagamaannya tetapi raja-raja yang memerintah memaksakan helenis kepada orang Yahudi. Hal ini memicu pemberontakan dari pihak Yahudi. Pemberontakan Yahudi ini mereka anggap sebagai kesetiaan kepada Allah. Ada betulnya tetapi kesetiaan kepada Allah tidak perlu diwujudkan dalam bentuk pemberontakan.
Pada masa pemberontakan inilah terjadi kehancuran Yahudi. Tetapi terjadinya berulang kali pemberontakan Yahudi cukup jelas membuktikan adanya kesetiaan dari kelompok kecil Yahudi yang cukup memberi dampak kepada kekuasaan para raja dan penguasa. Pada saat itulah kepemimpinan Yudas Makabe dan Jonathan menjadi imam besar yang ditandai dengan dilahirkannya menara Yerusalem. Upaya-upaya memperluas Yahudi merdeka timbul pada masa sunyi ini menorehkan fakta bahwa Allah tetap berkarya melanjutkan sejarah Yahudi sebagai umat-Nya. Tetapi kebencian penguasa kepada Yahudi terus meningkat sehingga berusaha melumpuhkan perkembangan bangsa pilihan Allah ini. Salinan-salinan kitab suci harus dibinasakan, seperti yang terjadi pada zaman nabi Yeremua.
Selanjutnya undang-undang dijalankan secara kejam untuk menyasar orang Yahudi. Itulah sebabnya Yahudi memberontak di bawah pimpinan Yudas Makabe. Yahudi ditindas, bait Allah dihancurkan sehingga keberadaan Yahudi betul-betul hampir hilang. Keberadaan kitab suci sungguh tak bisa lagi dipertahankan. Menurut ukuran manusia kitab suci dan umat Yahudi betul-betul sudah punah. Tetapi sejarah membuktikan bahwa kitab suci tetap terjaga dan umat Yahudi tetaplah umat Allah. Jadi Allah diam bukan berarti tak berkarya. Justru diam-Nya Allah adalah untuk kebaikan umat-Nya. MT