Rabu 20 November 2024
MASA SUNYI (3) – FIRMAN TUHAN BUKAN FILSAFAT
Sabda Renungan : “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” (Kolose 2:8)
Iman umat Allah pada era pemerintahan Yunani diserang oleh filsafat-filsafat Yunani melalui orasi para filsuf Yunani yang sangat menawan. Pada masa sunyi sekitar abad ke-3 dan 4 sebelum masehi para filsuf Yunani yang mempunyai nama besar bermunculan. Mereka menyumbangkan berbagai pemikiran bagaimana seharusnya manusia hidup dengan benar dan baik. Pada masa itu berdiri beberapa aliran filsafat. Sokrates dari Atena (469-399 SM) memikirkan unsur-unsur yang menjadikan dunia dan isinya ada. Hal ini sudah tentu sangat bertentangan tentang konsep penciptaan menurut firman Tuhan. Kemudian Sokrates mendorong manusia untuk hidup secara etis.
Plato seorang filsuf (428-348 SM) mengemukakan bahwa ide-ide (logos) adalah sumber utama dan pertama dari semua realitas yang ada. Dua orang filsuf ini sangat berpengaruh dan cukup berpotensi menggoyahkan iman Yahudi. Iman Yahudi yang secara tegas meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Allah jugalah membuat standar kebenaran dan etika untuk semua manusia. Tetapi sampai di sini iman Yahudi belum tergoyahkan karena Alexander Agung orang nomor satunya Yunani masih memberi kebebasan kepada Yahudi untuk melakukan ritual-ritual keagamaan.
Dalam hal menyatakan diri sebagai umat beriman kepada Allah, rasul Paulus memberi kritik terhadap filsafat-filsafat yang terus berkembang. Pada zaman dulu hingga sekarang kerja filsafat dalam pola pikir manusia sangat halus dan nyaris tidak ketahuan membelokkan kehidupan beriman. Pada zaman masa sunyi yang ditandai tidak adanya nubuat sangat berpotensi kehidupan iman tergantikan dengan filsafat. Tetapi faktanya Yahudi sebagai umat Allah cukup tegar mempertahankan iman mereka. Allah diam bukan berarti tidak aktif. Dia terus berkarya dalam dan melalui orang-orang Yunani. Filsafat Yunani adalah filsafat manusia yang kosong dan bohong menurut Rasul Paulus. Tetapi Roh Kudus bisa memakai para filsuf menyatakan kebenaran walaupun tidak absolut karena hanya kebenaran firman Allah lah yang absolut.
Aristoteles 384-322 SM adalah murid dan penerus Plato. Aristoteles menyatakan sesuatu hal dapat bergerak karena ada yang menggerakkan. Aristoteles lebih jauh menyatakan bahwa penggerak itu adalah Allah yang merupakan penggerak utama dan pertama juga tujuan dan semua gerakan. Aristoteles sudah pasti mendapat masukan dari orang Yahudi tentang keberadaan Allah walaupun konsep penciptaan yang diteorikan belum sesuai dengan firman Tuhan. MT