Kamis 07 November 2024
MELIHAT ALLAH
Bacaan Sabda : Wahyu 22:1-6
“Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka” (Wahyu 22:4)
Dalam memahami kitab Wahyu perlu berpegang pada konsep bahwa Allah menunjukkan kepada Yohanes berbagai penglihatan yang dijelaskan dalam bentuk lambang. Tetapi bisa juga diterima dalam arti yang sesungguhnya dalam topik-topik tertentu seperti surat kepada ketujuh jemaat. Penglihatan Yohanes mengenai surga pun dalam berbagai penjelasan dapat dipahami sebagai kenyataan tetapi tentu ada juga dalam bentuk lambang.
Sungai air kehidupan yang jernih bagaikan kristal cenderung memberi penjelasan dalam lambang. Seperti konsep tentang sungai air kehidupan ini bisa sebagai yang sesungguhnya tetapi bisa juga diterima sebagai lambang dari Roh Kudus kemudian pohon-pohon kehidupan yang berbuah setiap bulan atau tidak pernah berhenti berbuah dapat juga dipercaya dalam arti yang sesungguhnya. Pohon dengan daun yang berkhasiat untuk menyembuhkan tentu juga lambang Karena untuk apa ada obat di surga yang tidak ada sakit penyakit.
Perlu memahami bahwa semua gambaran akan adanya sungai dan pohon yang disediakan Allah menjelaskan bahwa di surga semua manusia akan bergantung sepenuhnya kepada Allah dan penyediaan-Nya. Karena hidup bersama Allah dan Yesus Kristus serta Roh Kudus maka segala sesuatu yang bersifat buruk dan menyakitkan serta menyusahkan tak ada lagi di surga. Selama kita hidup di bumi kita sudah terbiasa bergantung kepada Allah, tetapi bentuk ketergantungan kita belum sempurna. Di surgalah ketergantungan itu menjadi sempurna karena kita sudah bertemu muka dengan muka dalam arti yang sesungguhnya dengan Allah.
Ini merupakan kerinduan dan tujuan puncak kita dalam hidup mengikut Kristus. Kita umat yang setia setiap saat melihat wajah-Nya. Hidup dan diam bersama Allah di surga suatu tempat abadi, suatu tempat yang bersih dan semua kejahatan di surga hati semua umat Kudus dan suci. Di surgalah firman Tuhan yang diajarkan Yesus dalam Matius 5:8 “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” menjadi kenyataan. Melihat Allah bukan lagi dengan mata iman tetapi dengan kasat mata yang kudus. Lebih tegasnya lagi dalam melihat wajah Allah. MT