Minggu 03 November 2024
LANGIT DAN BUMI YANG BARU
Bacaan Sabda : Wahyu 21:1-8
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” (Wahyu 21:1-2)
Langit dan bumi sudah lenyap untuk menggenapi firman Tuhan bahwa langit dan bumi yang didiami orang berdosa akan lenyap. Selama hidup semua manusia diberi hikmat untuk memahami kondisi bumi yang dihuni orang-orang yang memberontak kepada Allah tetapi juga orang-orang yang hidup beriman dan mentaati Allah akan lenyap. Semua agama dan keyakinan yang ada mengajarkan adanya neraka dan surga dengan konsep yang berbeda. Tetapi intinya adalah bumi akan lenyap dan akan ada tempat pengganti yang bersifat abadi.
Para ateis menganggapnya sebagai khayalan belaka sebagai sikap meniadakan adanya Tuhan walaupun mereka tetap mempertuhankan diri dan pengetahuan mereka. Tetapi berdasarkan pengetahuan mereka mempelajari alam semesta, mereka tahu bahwa bumi ini semakin tua dan tak dapat dipertahankan. Allah sendiri menunjukkan kepada semua manusia bahwa bumi menuju kebinasaannya melalui terjadinya bencana gempa bumi yang hebat secara berulang-ulang. Tetapi bagi umat-Nya selalu mendasari iman dan pemahamannya dengan bumi yang baru.
Inilah sasaran dan pengharapan utama dan terakhir bagi umat Tuhan suatu tempat yang disediakan Yesus sesuai dengan janji-Nya bahwa Dia naik ke surga untuk menyediakan tempat bagi umatnya yang setia yang Dia sebut sebagai “Rumah Bapa” (Yohanes 14:1-3).
Allah Bapa ternyata memperlihatkan tempat itu kepada Yohanes dengan sebutan yang lebih luas yaitu langit dan bumi yang baru. Allah tetap setia pada janji-Nya pada saat Dia menciptakan manusia, walaupun manusia memberontak kepada-Nya. Kesegambaran manusia dengan Allah dipulihkan melalui karya keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dia tetap memberi jalan keluar kepada manusia agar kesegambaran itu tetap terjaga. Kesegambaran itu ternyata termasuk dengan kehidupan bersama Dia dalam kedekatan. Dia menebus manusia untuk hidup bersama Dia dalam dunia baru yang kita kenal secara umum dengan sebutan surga. Suatu tempat abadi sebagai tempat umat-Nya hidup dalam kebenaran dan kekudusan yang sempurna bersama-Nya. MT