Senin 28 Oktober 2024
HALELUYA
Bacaan Sabda : Wahyu 19:1-5
“Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: ”Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,” (Wahyu 19:1)
Wahyu pasal 19 ini menjelaskan akhir masa kesengsaraan yang disusul dengan kedatangan Yesus yang kedua kali ke bumi untuk membinasakan orang fasik. Dia mengambil alih kekuasaan iblis melalui anti Kristus sebagai awal pemerintahan Kristus yang memerintah bersama umat-Nya. Yohanes mendengar suara nyaring yang berasal dari himpunan umat dari surga. Satu kata “Haleluya” yang tentu tidak asing bagi Yohanes karena artinya adalah pujian bagi Tuhan. Kata ini terdapat hanya 4 kali dalam Perjanjian Baru, walaupun firman Tuhan dalam Perjanjian Baru menceritakan umat yang memuji Tuhan cukup banyak.
Apa yang didengar rasul Yohanes ini cukup jelas menerangkan bahwa di surga itu umat pemenang dalam kesetiaan selalu memuji dan memuliakan Allah. Orang-orang yang memuji Tuhan di surga sudah pasti adalah orang-orang yang memuji Tuhan waktu masih hidup di dunia. Sementara umat Tuhan bersukacita memuji Tuhan di surga, dunia dengan kefasikan dan kejahatannya sedang menderita menerima hukuman Allah.
Tentu kita bisa saja memprotes Allah yang memberikan hukuman penderitaan karena tindakan-Nya sangat bertentangan dengan atribut-Nya yang Mahakasih. Tetapi jangan lupa bahwa Dia juga Maha Adil sehingga segala dosa dan kejahatan harus diadili. Manusia yang pada masa penghukuman terhukum sudah pasti menerima penghukuman dengan penyesalan terlambat dan tak berguna. Mungkin saja mereka menjadi jelas memahami pengorbanan Yesus di kayu salib adalah bertemunya kasih dan adilnya Allah. Karena kasih, Dia rela terhukum ganti dosa manusia yang mau percaya kepada Yesus. Kesempatan itu mereka tolak bahkan mereka hina serta menganiaya orang percaya yang menerima serta menghidupi kesepakatan tersebut. Orang percaya dan setia itu selamat dan terangkat ke surga memuji Tuhan, menikmati indah dan bahagianya hidup kekal di surga mulia.
Umat Tuhan yang mengalami sengsara besar namun tetap setia ikut bersukacita di surga yang kekal. Mereka paling tahu bila orang fasik sangat pantas untuk menerima hukuman. Tetapi mereka bersukacita bukanlah karena orang fasik menderita sengsara. Mereka bersukacita memuji Tuhan karena Tuhan lah yang memberi keselamatan. Dan tak akan ada lagi yang mengambil kebahagiaan mereka. Haleluya. MT