Minggu 06 Oktober 2024
MALAIKAT PENIUP SANGKAKALA
Bacaan Sabda : Wahyu 8:16-13
“Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: ”Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.” (Wahyu 8:13)
Rasul Yohanes terus dituntun Roh Kudus menyaksikan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa-masa terakhir. Dia melihat tujuh malaikat sangkakala yang meniup sangkakalanya secara bergantian.
- Malaikat pertama sampai ke-empat saat meniup sangkakala selalu membuat kerusakan sepertiga dari alam. Sepertiga tumbuhan binasa oleh api dan hujan es. Mungkin saja hal ini menggambarkan terjadinya perubahan iklim secara ekstrim yang merusak tatanan alam . Sudah pasti hal ini berdampak pada kesulitan yang menyusahkan kehidupan manusia di bumi. Benda-benda angkasa atau galaksi pun mengalami kekacauan sehingga kehilangan sepertiga fungsinya. Hukuman ini sangat menyusahkan dan menyulitkan kehidupan manusia sehingga sangat banyak mengalami kematian karena tidak siap menghadapi keadaan yang sangat berubah secara tiba-tiba. Tetapi hukuman itu sangat masih terukur karena hanya menimpa sepertiga dari alam dan manusia.
- Saat malaikat ke-dua meniup sangkakala ada batu yang sangat besar dan menyala menimpa laut yang membuat sepertiga dari laut seperti darah yang membuat sepertiga makluk di dalamnya mati seketika.
- Malaikat peniup sangkakala ke-tiga, meniup sangkakalanya menyusul jatuhnya sebuah bintang besar yang menyala bagaikan meteor yang super besar merusak sepertiga sungai-sungai dan mata air. Bintang bernama “Aspintus” itu, adalah nama sebuat tanaman pahit yang melambangkan hukuman Allah yang memahitkan kehidupan manusia.
- Saat malaikat ke-empat meniup sangkakala terpukullah sepertiga dari matahari dan bulan disusul seekor burung nazar. Terbang di atas langit dan berteriak celaka tiga kali. Hal itu diartikan bahwa tiga sangkakala berikutnya akan jauh lebih dasyat dan menyengsarakan manusia.
Hal-hal ini menjelaskan bahwa akan tiba saatnya perolehan manusia tidak ada artinya serta kecanggihan teknologi tidak akan memberi hal-hal berarti untuk melindungi manusia. Penglihatan Yohanes ini akan tergenapi pada waktu yang ditetapkan Allah. Semua orang percaya harus mempersiapkan diri bukan menduga-duga waktu tepat tergenapinya. Tetapi sesulit apapun keadaan dunia janji-Nya menyertai umat-Nya adalah hal yang pasti dan selalu, serta bersifat kekal. Penglihatan rasul Yohanes ini bukanlah sebagai ajakan bagi umat-Nya untuk siap menghadapi kelak, tetapi justru siap menghadapinya bila terjadi kini. Jadi tetaplah hidup dekat dengan Allah. (MT)