Sabtu 05 Oktober 2024
PENDOA SYAFAAT
Bacaan Sabda : Wahyu 8:1-5
“Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.” (Wahyu 8:3)
Ketika Yesus membuka meterai ke-tujuh terjadi kesunyian di surga selama setengah jam. Kesunyian itu disusul dengan penampakan tujuh malaikat masing-masing memegang sangkakala. Ada pula malaikat lain memegang pedupaan emas dan juga menerima banyak kemenyan. Kesunyian di surga itu dipahami sebagai pertanda adanya kengerian yang hebat di bumi. Bersamaan dengan kengerian itu maka terjadi juga sikap yang dapat dilakukan umat Tuhan yang setia yaitu berdoa.
Dalam kitab Wahyu doa-doa umat Tuhan yang setia berulang-ulang dijelaskan. Hal itu memberi pesan bahwa semakin terjadinya kesusahan maka doa-doa syafaat haruslah semakin gencar dipanjatkan. Doa syafaat dianjurkan dan juga diperintahkan sebagai senjata rohani untuk membinasakan kejahatan dan menegakkan kebenaran di atas bumi ini. Pada masa kesengsaraan orang-orang kudus sudah ada di surga, mungkin saja mereka adalah orang-orang kudus yang sudah meninggalkan dunia ini. Saat umat Tuhan berdoa di bumi maka doa syafaat umat di bumi dan di surga menyatu menjadi kekuatan rohani yang menghancurkan kejahatan. Jadi sangat mungkin bahwa pada masa kesengsaraan umat Tuhan, di surga sangat memberi perhatian kepada hal-hal yang sedang terjadi di bumi.
Hal ini memberi motivasi bagi umat Tuhan sepanjang zaman di atas maka bumi ini, untuk terus setia berdoa. Doa yang kita panjatkan adalah merupakan hubungan dan berkat abadi kita dengan Allah. Doa umat ditampung Allah pada kirbat penampungannya untuk disimpan di surga. Walaupun doa yang kita panjatkan tidak dijawab Allah secara langsung bukan berarti Dia mengesampingkannya. Doa kita disimpan dan pada waktu-Nya yang tepat Dia akan menggenapinya. Jadi melalui penglihatan Yohanes yang merupakan hal-hal yang terjadi di hari kemudian ternyata memberi motivasi kepada gereja-Nya untuk setia berdoa kini, di sini, apapun yang terjadi.
Ada banyak yang dapat kita pahami tentang doa. Doa kepada Bapa di surga adalah sarana komunikasi yang mengeratkan hubungan kita dengan Allah. Jadi keeratan hubungan itu bukanlah perkara di surga nanti tetapi juga adalah perkara di bumi kini. Di surga merupakan kesempurnaan hubungan yang sudah terjalin sejak kini. Jadilah pendoa sejati dan hidupi indahnya waktu berdoa. (MT)