Minggu 25 Agustus 2024
HUBUNGAN BAIK DALAM KOMUNITAS
Bacaan Sabda : 1 Petrus 3:8-17
Sabda Renungan : “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. ” (1 Petrus 3:8-9)
Setelah rasul Petrus mengarahkan umat dalam menyikapi sikap-sikap orang di luar Kristus dia juga memberi pengarahan dalam membangun hubungan antar orang percaya dalam komunitas pengikut Kristus. Petrus mengingatkan bahwa membangun hubungan dengan orang luar itu penting tetapi membangun hubungan dengan orang dalam itu juga penting. Firman Tuhan juga menjelaskan bahwa umat-Nya haruslah mengasihi sesama manusia tetapi istimewa dengan sesama seiman. Istimewa artinya adalah mempunyai cara khusus untuk mewujudkan kasih. Dalam membangun hubungan dengan sesama seiman dalam komunitas hendaklah seia, sekata dan seperasaan.
Dalam hal ini, harus siap mengorbankan pendapat pribadi untuk menerima keputusan hasil pendapat kesepakatan bersama. Seperasaan tentu saja bukan mempunyai rasa atau perasaan yang sama terhadap satu objek. Seperasaan berarti dapat memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh saudara yang lain. Dengan kata lain perlu belajar memposisikan diri kepada posisi yang sedang bermasalah bahkan pada posisi saudara lain yang sedang lemah dan sedang marah. Hal itu sangat penting agar semua anggota komunitas adalah sahabat tidak ada yang menjadi musuh, karena semua orang percaya harus berjuang untuk tidak mempunyai musuh karena tidak membenci melainkan mengasihi. Hal itu berarti tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki.
Ada beberapa tekad yang perlu kita lakukan agar hubungan dengan sesama seiman dalam komunitas umat Allah tetap terjaga dengan baik :
- Tekad pertama adalah fokus bersahabat hindari perbantahan apalagi permusuhan. Kita tak bisa mencegah orang lain memusuhi dan membenci kita tetapi kita dapat berusaha dan membentuk diri untuk tidak membenci dan tidak memusuhi saudara yang lain.
- Tekad kedua adalah setiap perbuatan salah atau kurang menyenangkan saudara lain kepada kita segera ampuni dan lupakan. Kita tak selalu bisa mencegah kesalahpahaman dari orang lain kepada diri kita tetapi kita dapat berjuang untuk tidak salah paham, kalaupun mereka betul-betul bersalah kita dapat segera mengampuni.
- Tekad ketiga adalah berkati setiap saudara dalam komunitas melalui doa, perkataan dan perbuatan. Kita tidak dapat selalu diberkati melalui doa, perkataan dan perbuatan tetapi hal itu bukanlah alasan yang tepat untuk tidak memberkati saudara yang lain. (MT)