Kamis 15 Agustus 2024
MISKIN TETAPI DEWASA
Bacaan Sabda : Yakobus 5:1-6
Sabda Renungan : “1Saudara-saudara, orang-orang kaya! Dengarkanlah nasihat saya. Hendaklah kalian menangis dan meratap karena kalian akan menderita sengsara! 6Kalian menghukum dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, dan mereka tidak melawan kalian.” (Yakobus 5:1;6)
Yakobus bukan mempertentangkan orang kaya dengan orang miskin melainkan menjelaskan perbedaan antara orang tidak dewasa dengan orang dewasa di dalam Kristus. Yakobus tidaklah menganggap kekayaan sebagai salah tetapi menjadi salah bila kekayaan itu menguasai seseorang sehingga melakukan apa saja untuk memperoleh kekayaan. Yakobus melihat fakta mengenai cara-cara orang kaya dalam memperoleh kekayaan. Mereka mengorbankan orang-orang lemah untuk meraih kekayaan walaupun mereka pengikut Kristus. Sikap itulah yang membuat Yakobus menyimpulkan bahwa mereka adalah orang Kristen yang belum dewasa.
Bila para orang kaya terus saja meraih kekayaan dengan cara yang salah tinggal tunggu waktu mereka akan meratap menangisi kesalahan dan ketidakdewasaan mereka. Para orang kaya ini menahan upah parapekerja dan menggunakan kekayaannya untuk menguasai pengadilan. Rupanya dosa ini bukanlah hal yang baru, sudah ada sejak perkembangan gereja. Dosa yang sangat sulit dihapus ini haruslah dijauhi para pengikut Kristus. Tetapi Yakobus juga melihat fakta bahwa tidak sedikit orang kaya yang dewasa. Mereka mengumpulkan harta di surga dengan cara menggunakan kekayaannya yang dicari secara benar dan menggunakannya juga secara benar.
Mencari kekayaan secara salah merusak karakter tetapi mencari kekayaan secara benar mencerahkan hati dan pikiran. Penyalahgunaan kekayaan merusak watak, menggunakan kekayaan secara benar memperbaiki akal Yakobus menampilkan orang miskin sebagai lambang kedewasaan, karena kemiskinan saat itu tidak membuat mereka melawan Firman kebenaran, tetapi justru tetap berjuang hidup dalam kebenaran. Mereka tidak meninggalkan Tuhan melainkan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Orang-orang miskin pada saat itu betul sangat menderita, karena mereka adalah korban dari sistem dunia yang berdosa. Mereka bukanlah pemalas melainkan sangat rajin bekerja, tetapi keadaan membuat mereka tak berdaya.
Mereka semakin dekat kepada Tuhan karena mereka menganggap segala sesuatu yang kita peroleh dan miliki akan hilang, tetapi perbuatan dan pekerjaan baik yang kita lakukan tidak akan pernah diambil dari kita. Apa yang kita persembahkan tidak akan hilang, justru Dia akan berbicara pada kita pada penghakiman terakhir. (MT)