Sabtu 10 Agustus 2024
HUBUNGAN IMAN DENGAN PERBUATAN
Bacaan Sabda : Yakobus 2:14-26
Sabda Renungan : “14Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 17Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:14, 17)
Tentu saja bahwa iman adalah merupakan kunci utama dalam kehidupan Kristen. Orang berdosa diselamatkan oleh iman (Efesus 2:8-9) orang percaya hidup oleh iman (2 Korintus 5:7), tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6), dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14:23). Iman sangat mendasar sehingga karena iman yakin bahwa firman Allah itu pasti benar dan setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan berdasarkan iman akan memperoleh berkat dari Allah. Tetapi iman tanpa perbuatan adalah mati. Dalam hal ini Yakobus bukanlah mempertentangkan iman dengan perbuatan, tetapi menjelaskan hubungan iman dengan perbuatan.
Hal ini sangat penting karena kalau lalai dalam hal menghubungkan iman dan perbuatan bisa terjadi hal yang tak pernah terpikirkan. Ada orang-orang percaya yang memiliki iman yang menyelamatkan tetapi tidak memiliki keselamatan. Mengapa bisa terjadi? Karena ada umat beriman tetapi tidak melakukan kehendak Allah. Iman harus juga disertai melakukan kehendak Allah karena iman kepada Allah harus pula selaras dengan perbuatan melakukan kehendak Allah.
Perlu kita ingat bila ada yang benar selalu saja ada yang palsu. Bila iman tidak disertai perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah itu adalah iman yang palsu. Ternyata tidak cukup hanya beriman dan mempertahankan iman, haruslah juga menunjukkan dan mendemontrasikan iman melalui perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Iman yang tidak berdampak kepada perubahan hidup yang menjadi semakin baik dan benar adalah iman yang palsu. Orang yang memiliki iman tanpa perbuatan bisa saja mengalami hal-hal yang bersifat intelektual, karena mengetahui ajaran keselamatan tetapi tidak pernah menyerahkan diri kepada Allah sehingga iman tak berdampak kepada karakternya.
Ada banyak orang yang mengetahui iman dan perkataan yang benar tetapi perbuatan tak mendukung pengetahuan dan perkataannya. Jadi hati-hatilah supaya tidak terjerumus kepada iman tahu dan iman kata tapi tak mempunyai iman perilaku. Iman tahu dan iman kata bisa saja percaya dan gemar dalam memahami Allah, tetapi iman sejati lebih dalam dari itu. Iman sejati dapat dilihat dan dikenal melalui kehidupan yang berubah dan kelakukan yang membaik. (MT)