Jumat 09 Agustus 2024
IMAN DAN KASIH
Bacaan Sabda : Yakobus 2:1-13
Sabda Renungan : “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (Yakobus 2:1)
Umat Kristus yang sudah terbentuk sabar setelah melewati ujian belum cukup sehingga haruslah terus berjuang bertumbuh semakin dewasa. Terus berjuang karena iman tidak cukup diperbincangkan tetapi harus diamalkan. Yakobus ingin mendorong semua orang percaya untuk mengamalkan iman dengan cara melakukan firman Allah. Dia mengangkat sikap orang percaya terhadap orang kaya dan orang miskin dalam gereja. Sikap yang umum adalah “Sikap memandang muka” sebagai suatu sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan dalam suatu komunitas.
Memandang muka adalah memperlakukan manusia secara berbeda karena status sosial. Memberikan perhatian dan penghormatan lebih kepada orang kaya sementara orang miskin tak diperhatikan malah cenderung disepelekan. Hal itu terjadi karena orang kaya biasanya mengharap diperhatikan dan dihormati secara khusus. Tentu saja hal itu manusiawi tetapi dalam gereja Tuhan alasan manusiawi tidaklah tepat sehingga firman Tuhan secara tegas mengatakan “Jangan memandang muka”.
Hal ini betul-betul salah karena alasan-alasan yang perlu dipertimbangkan antara lain :
- Sudah pasti menyusahkan atau tidak menyenangkan hati Allah. Allah tidak pernah memandang penampilan lahiriah tetapi melihat jauh ke dalam hati dan motivasi manusia.
- Sikap ini betul-betul buruk karena tidak didasari sikap mengasihi, padahal kasih adalah dasar yang harus digunakan dalam membangun hubungan dengan sesama. Memperlakukan lebih kepada orang berstatus sosial tinggi adalah penghianatan kepada hukum kasih. Sama halnya bila orang berstatus sosial tinggi mengharapkan perlakukan istimewa juga merupakan penghianatan kepada hukum kasih.
- Bila kita terlihat dengan sikap memandang muka sama saja sudah mengangkat diri menjadi hakim yang berpikiran menyimpang dari hukum kasih. Tetapi ada juga yang menghormati orang kaya tanpa motivasi yang salah, hanya sekedar supaya orang kaya itu betah tidak menjadi tersinggung, boleh-boleh saja tetapi lakukan hal yang sama kepada orang miskin. Tidak mudah tetapi harus diusahakan.
Iman dan kasih harus seiring tak boleh dipertentangkan melainkan sama-sama diamalkan. (MT)