Jumat 02 Agustus 2024
KERAJAAN YANG TAK TERGOYAHKAN
Bacaan Sabda : Ibrani 12:18-29
Sabda Renungan : “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” (Ibrani 12:28-29)
Penulis Ibrani mengawali surat kirimannya dengan fakta berdirinya bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya yang bertumbuh kuat menjadi satu bangsa atas dasar iman yang diawali dengan panggilan dan janji Allah kepada Abraham. Kemudian menguraikan dan menjelaskan pengertian iman secara lengkap. Namun penulis Ibrani menyatakan pula walaupun Israel kuat karena iman, iman yang mereka miliki membuat mereka mengagumi kuasa Allah tetapi mereka hidup jauh dari Allah. Hal itu terjadi karena Allah menyatakan diri kepada mereka melalui kuasa-Nya, sehingga mereka tak akan pernah mampu melihat wajah Allah. Tetapi oleh kehidupan beriman dan sebagai umat pilihan-Nya mereka tetap unggul dari bangsa-bangsa lain.
Kehadiran umat Israel adalah menjadi saksi karena melalui Israel Allah menyatakan diri juga kepada bangsa-bangsa lain oleh kemahakuasa-Nya. Sejarah mencatat bahwa bangsa-bangsa lain mengakui eksistensi dan kemahakuasaan Allah tetapi tetap hidup tanpa iman kepada Allah karena sudah sangat terikat kepada penyembahan berhala. Kalau Israel adalah umat Allah Perjanjian Lama maka gereja adalah umat Allah Perjanjian Baru.
Penulis Ibrani menyebut bahwa gereja adalah kerajaan yang tak tergoncangkan. Tak tergoncangkan karena gereja bukan hanya mengakui kemahakuasaan Allah, tetapi mengenal dan mengalami kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Karena Yesus adalah Allah yang menjadi manusia yang datang untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Dia menyatakan diri secara khusus agar dapat dikenal dan dapat membangun persekutuan dekat dengan umat-Nya.
Untuk menanggapi karya-Nya, maka yang harus dilakukan gereja sebagai kerajaan dan beribadah dengan cara yang berkenan kepada-Nya, dan dengan pola hidup menghormati Allah dan takut kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Hal itu berarti juga bahwa seorang umat tertebus haruslah mewujudkan rasa syukur, ibadah hormat dan takut kepada Tuhan itu melalui perilaku yang benar dan baik sebagai tanggapan atas kasih dan kebaikan Allah. Kehidupan yang semakin akrab dengan Allah yang tak dapat digoyahkan oleh apa dan siapapun. (MT)