Selasa 30 Juli 2024
IMAN ADALAH PILIHAN
Bacaan Sabda : Ibrani 11:23-31
Sabda Renungan : “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.” (Ibrani 11:24-26)
Perjalanan hidup beriman berbentuk semakin indah melalui proses panjang kehidupan yang tak terpisahkan dengan fakta-fakta nyata dalam jejak rekam kehidupan umat. Bila dalam perjalanan bapa-bapa leluhur dalam Alkitab sangat jelas bahwa iman adalah anugerah Allah yang diresponi dengan benar dan tepat. Ketetapan mereka meresponi nyata melalui ketaatan dan juga melalui sikap praktis saat terjadi hambatan-hambatan kepada ketaatan mereka.
Tetapi selanjutnya Musa sebagai pemimpin Israel yang dilanjutkan oleh Yosua sangat jelas bahwa iman itu adalah pilihan hidup dengan segala resiko yang mengikuti pilihan hidup tersebut. Musa memilih hidup menderita sebagai umat Allah dan menolak sebagai putra mahkota dari putri Firaun. Dalam hal ini Musa memilih status sebagai masyarakat biasa dan menolak status tinggi sebagai orang petinng dalam istana kerajaan Mesir sebagai bangsa termaju dan termodern pada zamannya. Dalam hal ini Musa memilih sebagai umat Allah dengan segala resiko yang mengikuti dan meninggalkan status tinggi yang diberikan dunia kepadanya. Hal itu adalah merupakan bagian dari kehidupan Musa yang dipersiapkan dan dibentuk Allah untuk menjadi seorang pemimpin.
Masa kecil Musa dibesarkan oleh ibunya sebagai seorang yang hidup beriman kepada Allah. Dan masa muda hingga seorang dewasa, Musa berada di sekitar istana Firaun dengan pendidikan disiplin ilmu yang ketat sebagai seorang putra mahkota. Pada saat dewasa Musa harus menentukan pilihan dan dia memilih menjadi umat Allah dan hidup bersama dengan umat Allah dengan segala resiko yang mengikuti. Dia menolak kesenangan dunia dan memilih hidup menderita bersama umat Allah resiko pertama yang langsung dialami adalah keluar dari istana memasuki padang belantara.
Meninggalkan hidup dilayani dan memilih hidup melayani sebagai seorang gembala. Saat Musa sudah nyaman hidup menjadi seorang gembala, Allah mengutusnya memimpin Israel keluar dari Mesir. Kembali dia diperhadapkan untuk memilih taat perintah Allah dengan segala resikonya atau menolak perintah Allah. Ternyata dia memilih taat. Jadi Musa dan para pemimpin umat menyatakan bahwa iman adalah pilihan. (MT)