Senin 29 Juli 2024
IMAN MELIHAT NEGERI YANG KEKAL
Bacaan Sabda : Ibrani 11:8-22
Sabda Renungan : “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” (Ibrani 11:13)
Abraham sebagai bapa orang beriman dan juga menjadi bapa bangsa-bangsa karena iman dan ketaatannya kepada panggilan Allah meninggalkan negerinya menuju negeri yang dijanjikan Allah kepadanya. Jadi dari awal panggilan-Nya Abraham telah cukup jelas memberi penjelasan tentang arti iman. Jadi bukanlah Yakobus yang pertama mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Yakobus mengatakan melalui perkataan karena memperoleh inspirasi dari Roh Kudus, sedangkan Abraham menjelaskan melalui perjalanan kehidupan imannya.
Abraham yang mendapat perintah meninggalkan negerinya pergi menuju negeri perjanjian langsung percaya dan berangkat mentaati perintah Allah. Abraham tidak mengetahui apa yang terjadi dalam perjalanan, yang dia tahu perintah Allah adalah kebenaran dan rencana-Nya lah yang terbaik jadi jalani saja, hal-hal yang terjadi dalam perjalanan sudah pasti tetap pada kendali Allah. Bila terjadi kesalahan segera perbaiki, bila keadaan tidak sesuai dengan rencana tetaplah berserah kepada Allah. Jadi Abraham sudah menjelaskan iman yang sejati itu melalui perjalanan hidupnya.
Lebih jauh lagi dapat kita pahami melalui fakta-fakta kehidupan Abraham, Isak dan Yakub yang tidak menikmati tanah perjanjian itu, karena mereka hanya melihat jauh ke depan sambil melambai-lambaikan tangan. Iman mereka menjadi iman sejati karena mereka tetap menatap kepada negeri perjanjian bukan karena mereka tiba di negeri perjanjian. Sangat jelas pula bahwa iman bukanlah sesuatu yang tersimpan dalam hati dan pikiran, tetapi suatu aktifitas atau perbuatan untuk mentaati perintah Tuhan.
Abraham, Isak dan Yakub adalah orang-orang kudus Perjanjian Lama yang mati tetap setia meyakini bahwa Allah menyediakan negeri Perjanjian yang lebih baik bagi mereka. Dari sikap mereka berpegang kepada janji Allah. Jelas bahwa mereka melihat berkat sejati yang akan mereka terima, bukanlah suatu negeri sementara yang ada di bumi ini. Jadi bila umat kudus Perjanjian Lama sudah menyatakan kualitas iman mereka, maka orang-orang percaya pada akhir zaman ini haruslah menunjukkan iman dengan sungguh-sungguh setia mentaati perintah Allah dengan bukan hanya menginginkan berkat-berkat di bumi tetapi justru merindukan negeri kekal di surga penuh bahagia. (MT)