Selasa 23 Juli 2024
IMAM BESAR ABADI
Bacaan Sabda : Ibrani 8:1-13
Sabda Renungan : “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” (Ibrani 8:1-2)
Ada perbedaan imam besar Perjanjian Lama dengan imam besar Perjanjian Baru. Imam besar Perjanjian Lama mempersembahkan korban sedangkan imam besar Perjanjian Baru mengorbankan diri-Nya. Imam besar Perjanjian Lama mempersembahkan korban berulang-ulang sedangkan imam besar Perjanjian Baru mengorbankan diri-Nya sekali untuk selama-lamanya. Imam Perjanjian Lama mati dan harus digantikan oleh imam besar yang lain sedangkan imam besar Perjanjian Baru bangkit dari kematian kemudian naik ke surga dan Dialah imam besar satu-satunya sampai selama-lamanya.
Imam besar Perjanjian Lama adalah merupakan simbol dan janji sedangkan fakta dan penggenapan janji adalah Imam Besar perjanjian baru yaitu Tuhan Yesus Kristus Yesus naik ke surga di mana dia melayani di hadapan Allah Bapa sebagai pengantara Agung dan pendoa syafaat bagi kita umat-Nya. Imam Perjanjian Lama melayani di kemah suci buatan tangan manusia. Alkitab menjelaskan keistimewaan kemah suci karena berulang kali Allah bermanifestasi saat imam besar sedang melaksanakan tugas pelayanannya. Tetapi sifatnya tetap sementara dan berakhir.
Sedangkan imam besar Perjanjian Baru melayani di tempat kudus yang dibuat oleh tangan Allah sendiri itulah sebabnya berlangsung selama-lamanya. Yesus hidup selama-lamanya akan menjadi Imam selama-lamanya bagi semua umat yang datang kepada Allah melalui Dia yang adalah juga Imam Besar untuk selama-lamanya karena Dia jugalah penyempurna keselamatan orang percaya dalam pertemuan abadi di surga yang kekal.
Penulis Ibrani sangat konsentrasi membandingkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru bukan untuk mempertentangkan tetapi untuk menunjukkan kesinambungannya. Umat Yahudi yang percaya kepada Yesus sangat mudah diseret ke alam Perjanjian Lama itulah sebabnya penulis Ibrani memberi penjelasan agar umat Yahudi mengikut Kristus jangan lagi mundur ke belakang karena sesungguhnya Yesus adalah merupakan penggenapan perjanjian lama itu. Yesus adalah wujud nyata Perjanjian Lama dan menyatakan perjanjian yang mulia karena Dia adalah wujud kemuliaan Allah yang menjadi manusia agar manusia dapat mengenal Allah melalui hidup semakin dekat dengan-Nya. (MT)