Minggu 21 Juli 2024
MELAWAN ARUS
Bacaan Sabda : Ibrani 7:1-22
Sabda Renungan : “Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan – sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat – apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?” (Ibrani 7:11)
Penulis Ibrani membagi dua jenis keimaman yaitu keimaman menurut peraturan Harun dan keimaman menurut peraturan Melkisedek. Keimaman menurut peraturan Harun, imam harus dari keturunan Lewi jadi harus jelas faktor keturunan atau silsilahnya. Dalam perjalanan sejarah panjang bangsa Israel keimaman menurut peraturan Harun banyak kekurangan, bahkan cukup sering menimbulkan permasalahan yang menimpa umat. Jadi karena keimaman Lewi atau keimaman menurut peraturan Harun ini tidak sempurna karena tugas keimaman dilakukan orang-orang berdosa maka keimaman ini harus digantikan oleh keimaman yang sempurna yang dilaksanakan oleh imam yang hidup tanpa dosa.
Keimaman ini adalah keimaman menurut peraturan Melkisedek. Walaupun menurut peraturan Melkisedek imam besarnya bukanlah Melkisedek karena tokoh Melkisedek hanyalah merupakan simbol. Melkisedek hidup sezaman dengan Abraham seorang Kanaan yang disebut imam Allah dan raja salem Abraham mempersembahkan persepuluhan kepadanya dan Melkisedek pun memberkati Abraham. Jadi dalam hal ini Melkisedek lebih tinggi kedudukannya dari Abraham. Berdasarkan penjelasan ini sudah jelas dia mempunyai keunggulan dari Harun. Dia adalah Imam dan raja sedangkan Harun hanyalah Imam. Harun lebih rendah dari Abraham sedangkan Melkisedek lebih tinggi dari Abraham. Kemudian Melkisedek tidak berbapa dan beribu dalam pengertian tidak terlalu mempermasalahkan asal-usul dunia atau kelahirannya dan tidak mengatakan hal awal dan akhir hidupnya. Ada kecenderungan memberikan status kepada Melkisedek sebagai pribadi utusan Allah dan bersumber dari Allah.
Jadi kalau Yesus disebut sebagai Imam menurut peraturan Melkisedek adalah upaya untuk membedakannya dengan imam-imam Israel yang tidak sempurna keimamannya. Keimaman yang tidak sempurna digantikan oleh keimaman yang sempurna karena Dia adalah imam dan Raja sebagai utusan Allah yang hidup tanpa dosa. Sebagai imam yang sempurna Dia tidak mempersembahkan korban berulang-ulang tetapi Dia menjadi korban penebusan dosa sekali untuk selama-lamanya. Penulis Ibrani yang menujukan suratnya ini kepada umat Yahudi yang percaya Yesus mau meyakinkan agar betul-betul menyakini keutamaan Kristus sebagai imam besar sempurna dan sangat layak diterima sebagai Tuhan dan juruselamat. (MT)