Jumat 05 Juli 2024
FIRMAN ALLAH
Bacaan Sabda : II Timotius 3:1-17
Sabda Renungan : “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (II Timotius 3:16-17)
Segala tulisan yang diilhamkan Allah yang dimaksud Rasul Paulus adalah Alkitab Perjanjian Lama tetapi sudah memberi petunjuk bahwa sebagian Perjanjian Baru sudah diterima sebagai kitab suci oleh gereja. Dengan sangat jelas Rasul Paulus menyatakan kekhususan kitab yang tergolong sebagai kitab suci adalah “Tulisan yang diilhamkan Allah”. Pernyataan penting Rasul Paulus ini ditulis saat dia menyelesaikan karyanya karena kematiannya sudah semakin dekat. Dia sudah siap tetapi masih sangat detail memberi pengarahan kepada trimotius dan gereja Tuhan mengenai kitab suci.
Kitab suci Kristen bukanlah tulisan langsung tangan Allah tetapi Allah memakai umat pilihan-Nya seperti para nabi, raja dan rasul untuk menulisnya. Para penulis yang dipakai Allah bukanlah menulis pendapat dan pemikirannya tetapi Allah mengilhami mereka untuk menulis pemikiran rencana dan kehendak Allah. Jadi Alkitab adalah berita asli dari Allah kepada umat-Nya dan satu-satunya kesaksian yang benar tanpa mengandung kesalahan. Tentu faktor manusia, penulis ada di dalamnya jadi kalaupun ada faktor kesalahan bukanlah pada inti kesaksiannya melainkan hal-hal sepele yang tidak mengganggu berita utamanya.
Kemudian Rasul Paulus menyatakan kitab suci adalah naskah aslinya yang menggunakan bahasa Ibrani dan Yunani. Karena Alkitab itu adalah ilham dari Allah sepenuhnya benar, terpercaya tanpa kesalahan. Benar mutlak bukan hanya pada ajaran etika dan moral tetapi juga mengenai peristiwa sejarah dunia yang ditulis. Setelah, sedang dan akan terjadi sebagai fakta sejarah yang tak terbantahkan. Rasul Paulus membeberkan keutamaan kitab suci sebagai firman Tuhan yang bermanfaat untuk mengajar dalam pengertian menjadi standar untuk hidup beriman, membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama serta bersikap dan berbuat.
Kemudian bermanfaat menyatakan kesalahan dalam pengertian menjelaskan hal-hal yang salah yang tak pantas dan tak benar untuk dilakukan. Selanjutnya bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik hidup benar dengan pengertian mengarahkan cara berperilaku dan bertindak agar perbuatan dan kelakuan sesuai kebenaran firman Tuhan. (MT)