Rabu 03 Juli 2024
TABAH DAN SETIA
Bacaan Sabda : II Timotius 1
Sabda Renungan : “Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku termasuk Figelus dan Hermogenes. Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.” (II Timotius 1:15-16)
II Timotius ini merupakan surat kiriman Rasul Paulus yang terakhir. Pada saat Kaisar Nero berusaha menghentikan perkembangan gereja di Roma melalui penganiayaan yang sangat kejam terhadap orang Kristen. Sementara itu Rasul Paulus berstatus sebagai tahanan negara dalam kondisi yang sangat kejam itu dia sangat kekurangan karena diperlakukan sebagai penjahat biasa. Belum lagi fakta menyakitkan bahwa dia ditinggalkan sahabat-sahabatnya bahkan orang-orang percaya di Asia kecil berpaling daripadanya. Secara umum boleh disebut bahwa pelayanan Rasul Paulus sudah berakhir dan kematiannya sudah semakin dekat. Tetapi semuanya hal yang menyakitkan itu tidak menghentikannya dia masih menulis surat penggembalaannya kepada Timotius.
Dalam hal ini dapatlah kita mencoba belajar ketabahan hati kesabaran dan kesetiaan kepada Rasul Paulus. Kondisi Rasul Paulus pada saat menulis surat kiriman kepada Timotius adalah paling sulit dan menyedihkan selama pelayanannya. Tidak ada lagi harapan bebas dari penjara. Paling menyedihkan baginya adalah tidak ada lagi kesempatan untuk memberitakan Injil yang sangat dicintainya. Sangat beralasan bila Paulus tak kuat sehingga meninggalkan pelayanannya tetapi dia tetap setia kepada Tuhan dan setia kepada hidup terus melayani tanpa menghiraukan seluruh kesulitannya. Walaupun dia sangat dibatasi tetapi dia tetap yakin Injil terus diberitakan. Dia sangat yakin akan ada banyak generasi selanjutnya seperti Timotius yang terus setia memberitakan Injil. Sedikitpun Paulus tak gentar karena bila dia harus mati demi Injil dia yakin akan berita Injil yang diberitakannya surga akan menyambut kedatangannya.
Keadaan Paulus yang sangat menyedihkan ini sebaiknya menjadi pelajaran berharga bagi hamba-hamba Tuhan pada akhir zaman ini. Tidak perlu harus menderita seperti Rasul Paulus tetapi jangan pula hidup terlalu pamer kemewahan. Bila itu dilakukan dapat diartikan sebagai pengkhianatan kepada para Rasul termasuk Rasul Paulus. Karena setia kepada Tuhan Yesus hendaklah juga setia pada konsep hidup yang dijalani oleh Yesus jangan sampai terjadi setia kepada Yesus bersamaan dengan sikap mengkhianati Yesus. (MT)