Selasa 02 Juli 2024
TIMOTIUS KEPERCAYAAN PAULUS
Bacaan Sabda : 1 Timotius 6:11-21
Sabda Renungan : “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.” (1 Timotius 6:11)
Di akhir suratnya kepada Timotius Rasul Paulus mempunyai panggilan sangat berkualitas kepada pengikut Kristus dan semua pengikut Kristus haruslah menerima dan menghargainya. Panggilan yang dimaksud adalah “Manusia Allah”. Tentu perlu kehati-hatian dalam hal mengartikan sebutan ini. Jangan sampai diartikan sebagai manusia yang setara dengan Allah. Manusia Allah hendaklah diartikan manusia milik Allah. Tentu saja semua manusia adalah milik Allah tetapi manusia Allah adalah umat Tuhan karena meresponi panggilan Allah menerima anugerah Allah menerima keselamatan dari Allah karena percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya secara pribadi.
Sebutan manusia Allah ini bukanlah sebagai sebutan untuk mengangkat tetapi sebutan untuk memotivasi karena tak boleh bermain-main dengan kehidupan. Harus ada nilai mulia yang harus dijadikan pegangan untuk membangun kehidupan dan keselamatan hidup. Manusia Allah justru menempatkan Allah pada posisi tertinggi yang layak disembah dan memposisikan diri sebagai penyembah. Tidak menempatkan Allah sebagai setara dengan apa dan siapapun karena dia adalah pencipta segala sesuatu. Jadi ciptaan-Nya bukanlah bagian dari diri-Nya. Allah akan selalu Pencipta yang Maha kuasa dan orang percaya yang dikasihi-Nya itu akan tetap makhluk ciptaan yang terbatas. Tetapi walaupun Allah berbeda secara radikal dengan manusia ciptaan-Nya Dia hadir dan aktif memelihara dan mengatur ciptaannya. Manusia Allah dapat mengalami bahwa Allah menyatakan diri melalui ciptaan-Nya, menyatakan diri secara khusus melalui putra-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus.
Fakta inilah yang mendasari rasul Paulus menyebut orang percaya “Manusia Allah” karena mengenal Allah dan milik Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus. Karena manusia Allah maka harus mengejar nilai-nilai kebenaran yang ditetapkan oleh Allah. Mengejar adalah berusaha dan berjuang maksimal dalam membangun diri dan berbuat benar. Berjuang untuk tekun beribadah dan mewujudkan kasih. Tetapi juga harus berusaha maksimal untuk mempunyai karakter yang adil kepada sesama menjadi seorang yang sabar dan lemah lembut. Dan tetaplah setia untuk membangun hubungan dekat dengan Tuhan melalui ibadah dan doa. (MT)