Sabtu 27 April 2024
DUKACITA MENURUT KEHENDAK ALLAH
Bacaan Sabda : 2 Korintus 7:1-16
Sabda Renungan : “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” (2 Korintus 7:10)
Allah yang kita kenal dalam Kristus adalah Allah yang berbelaskasihan kepada umat-Nya yang hidup dalam dukacita. Wujud dari belaskasihan-Nya adalah memberi pertolongan dan penghiburan. Semakin banyak umat-Nya menderita dan berduka semakin besar juga penghiburan yang diberikan melalui semakin nyatanya pernyataan-Nya. Penghiburan yang dimaksud tidak selalu melalui karya Roh Kudus dalam kehidupan umat-Nya, tetapi bisa juga melalui orang lain seperti Titus yang dipakai Allah untuk menghibur rasul Paulus. Tentu saja yang beroleh penghiburan adalah umat yang berduka sesuai dengan firman Allah.
Rasul Paulus sedang berdukacita oleh banyak hal, tetapi dukacitanya adalah dukacita menurut kehendak Allah. Dukacita yang menurut kehendak Allah dibedakan dengan dukacita yang terjadi secara umum kepada semua orang. Biasanya dukacita secara umum adalah dukacita yang terjadi karena peristiwa yang menimpa seseorang yang mengganggu kenyamanan pribadinya, seperti kegagalan dan kehilangan sedangkan dukacita menurut kehendak Allah terjadi karena kepedulian umat Tuhan kepada kebenaran dan keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
Itulah sebabnya hasil dari dukacita menurut kehendak Allah selalu mendatangkan kebaikan dan kemajuan iman bagi mereka yang berdukacita seperti :
- Dukacita yang menghasilkan pertobatan. Rasul Paulus menegur orang percaya karena melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Para pelaku kesalahan yang ditegur menyesal akan kesalahannya, kemudian bertobat. Tuhan Yesus mengajar tentang kebahagiaan yang sejati salah satunya adalah “Berbahagialah mereka yang berdukacita karena mereka akan dihibur”. Berdukacita karena mengaku bahwa dirinya berdosa di hadapan Allah sehingga mohon ampun dan bertobat, diapun terhibur karena memperoleh karunia keselamatan.
- Dukacita menurut kehendak Allah tidak mengecewakan dan tidak disesalkan. Rasul paulus mengalami dukacita secara bertubi-tubi. Tetapi dukacita yang menimpa dirinya tidak membuatnya kecewa dan menyesal. Dukacitanya terjadi karena dia ditolak, dianiaya, dipenjarakan dan difitnah. Tetapi semanya itu dihadapi dengan tabah sehingga membuatnya semakin kuat, semakin teguh dan semakin sungguh-sungguh.
Dalam perjalanan sebagai umat beriman, tak jarang diterpa oleh berbagai kesulitan yang mendatangkan dukacita. Pastikan bahwa dukacitamu adalah dukacita yang sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian hadapi dengan tabah dan rasakan fakta penyertaan Tuhan dalam menghadapinya. Hal itu pasti akan menghasilkan kehidupan iman yang semakin mantap dalam melangkah. Dan hidup pun semakin indah dan penuh warna keabadian. (MT)