Senin 22 April 2024
DISIPLIN DALAM GEREJA
Bacaan Sabda : 2 Korintus 2:1-17
Sabda Renungan : “Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.” (2 Korintus 2:6-8)
Iblis adalah oknum yang paling terganggu bila gereja tetap menjalani kehidupan yang baik dan benar. Tetapi bila gereja hidup dengan tidak benar maka iblislah yang segera berusaha untuk mengambil keuntungan. Iblis akan segera meningkatkan serangannya agar gereja terus-menerus terlena dalam kesalahan demi kesalahan. Untuk itu gereja dan masing-masing orang percaya yang jatuh dalam dosa hendaklah segera meninggalkan dosa jangan menjadi terlena hidup dalam dosa. Itulah sebabnya para pelaku dosa pelanggaran moral dalam gereja perlu mendapat teguran tegas sebagai sikap menjaga kekudusan gereja.
Hal teguran berat untuk mendisplin pelaku pelanggaran berat dalam gereja Tuhan penting karena bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kekudusan dan integritas gereja Tuhan. Mendisiplin pelanggar jelas adalah pilihan sukar yang harus diambil, tetapi gereja harus memastikan dasar mendisplin haruslah kasih kepada yang didisplin. Membiarkannya terus hidup dengan pelanggarannya tanpa merasa bersalah sama dengan membiarkannya berjalan menuju jurang. Harapan dalam mendisplin adalah terjadinya pertobatan sehingga pelanggar menghentikan langkahnya menuju jurang yang menyengsarakan hidupnya. Disiplin kepada para pelanggar moral dalam gereja Tuhan hendaklah dilakukan dengan lemah lembut walaupun tetap berlandaskan takut akan Allah bukan melampiaskan kemarahan.
Ada kecenderungan gereja masa kini meninggalkan cara mendisplin anggota jemaat pelanggar moral karena takut mereka akan pindah ke gereja lain. Keadaan ini telah membuat gereja sangat toleran terhadap dosa atas nama kasih dan pengampunan. Akibatnya karena tidak takut kepada Allah dosa dianggap remeh. Bila hal ini terus terjadi maka fungsi gereja sebagai garam dan terang dunia akan hilang secara perlahan-lahan. Bagi semua orang percaya yang masing-masing adalah anggota gereja lokal perlu mengetahui hal ini.
Ada saatnya pada masa kebodohan melakukan pelanggaran moral. Bila harus mendapat disiplin dari gereja sebaiknya kita menanggapinya secara dewasa. Karena sesungguhnya disiplin bertujuan untuk membangun dan memulihkan pelaku pelanggaran moral itu sendiri. Jemaat yang bersedia menerima disiplin justru bisa menarik rasa simpati jemaat lainnya bisa turut juga menjaga integritas gereja. Pindah gereja betul lebih aman dan lebih nyaman tetapi hasilnya dia tak menganggapnya sebagai kesalahan, dan biasanya semakin aman dan nyaman melakukan pelanggaran moral yang merusak diri sendiri. (MT)