Selasa 09 April 2024
FOKUS PADA TUJUAN
Bacaan Sabda : 1 Korintus 9:1-27
Sabda Renungan : “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:26-27)
Di ladang pelayanan rasul Paulus menerima kenyataan bahwa ada rasul yang meragukan kerasulannya, hanya karena dia tidak menerima haknya sebagai rasul yang seharusnya dia terima seperti rasul-rasul lain yang hidup dari pemberitaannya. Hanya dia dan Barnabas yang tak menerima hak menjadi seorang rasul karena mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Rasul Paulus tak menyalahkan rasul-rasul lain yang kebutuhannya terjamin dan selalu membawa istri dalam pengabaran Injil. Dia tahu itu hak yang harus dihargai. Tetapi rasul Paulus tidak mengambil haknya. Bersama Barnabas rasul Paulus bekerja memenuhi kebutuhannya tanpa melalaikan pelayanan pemberitaan Injil. Supaya lebih fokus dalam pelayanan Paulus memilih menyendiri, juga terus terarah pada tujuan.
Dalam hal ini rasul sedang menjelaskan betapa pentingnya menguasai dan mendisiplinkan diri untuk terus setia dan konsisten melakukan hal-hal yang baik dan konsisten pula menepis hal-hal yang buruk. Paulus menjelaskan kegagalan menguasai diri dan menyangkal diri adalah membuat diri sendiri ditolak Allah. Kemudian kegagalan membangun hubungan kasih dengan sesama membuat diri sendiri tersingkir. Ditolak dalam pemahaman umum adalah gagal dalam ujian. Dalam 2 Korintus 13:5 dinyatakan bahwa Kristus tidak tinggal dalam hidup orang tidak lulus dalam menghadapi ujian. Orang yang gagal dalam menghadapi cobaan, gagal juga untuk memperoleh hadiah atau berkat khusus yang disediakan Allah bagi para pemenang. Gagal menghadapi cobaan dapat juga diartikan berhenti hidup kudus, berhenti membangun diri untuk memperoleh penguasaan diri. Dalam pengiringan kepada Kristus diumpamakan sebagai petinju yang meninju tidak sembarangan tetapi tepat sasaran.
Kemudian pengikut Kristus diumpamakan sebagai pelari yang terus berlari hingga sampai tujuan. Pelari dalam pengertian yang harus tetap dan konsisten dengan aturan dan cara berlari yang benar dan tepat. Dalam perjalanan iman pengikut Kristus haruslah sesuai dengan tuntunan firman Tuhan, bukan asal melangkah saja. Itulah sebabnya perlu disiplin dan latihan agar mampu menguasai diri. Dalam hal ini rasul Paulus ingin mengatakan bahwa semua hamba Tuhan perlu taat untuk memberitakan Injil kepada orang lain tetapi jangan lupa memberitakan Injil kepada diri sendiri. Hal itu sangat penting karena pada masa penghakiman terakhir banyak hamba Tuhan yang ditolak karena tidak melakukan apa yang dikotbahkan. (MT)