Senin 08 April 2024
JANGAN MENJADI BATU SANDUNGAN
Bacaan Sabda : 1 Korintus 8:1-13
Sabda Renungan : “Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” (1 Korintus 8:12-13)
Pendalaman kepada firman Tuhan tak boleh berhenti karena walaupun kebenarannya absolut, hal-hal yang tidak prinsip biasanya perlu juga diubah sesuai perubahan peradaban manusia dan kemajuan berpikirnya yang selalu dinamis. Larangan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala secara jelas tertulis, tetapi oleh sebagian orang percaya menganggapnya tak perlu lagi ditaati. Konsep berpikir yang mereka kembangkan adalah saat makanan itu dipersembahkan kepada berhala makanan itu tetaplah makanan yang tak terjamah oleh berhala, karena berhala itu tak ada dan tak berbuat apa-apa. Justru bila tidak memakan adalah pertanda percaya adanya dan berkuasanya berhala. Jadi berdasarkan perkembangan pengetahuan mereka beranggapan bahwa berhala itu tak ada dan tak berdaya. Tetapi orang percaya lain yang melihat mereka menjadi lemah dengan demikian mereka telah menjadi batu sandungan.
Rasul Paulus memberi pengarahan bahwa orang percaya tidak bertindak atas pengetahuan saja tetapi harus bertindak dengan kasih. Adakalanya pengetahuan berkata boleh, tetapi kasih berkata jangan. Bila kita bertindak dengan kasih harus siap menyangkal diri, membatasi kebebasan dan mengesampingkan pengetahuan. Pengetahuan manusia termasuk orang percaya di dunia ini tidak akan pernah lengkap sehingga harus terus dikembangkan, namun demikian tidak akan pernah sempurna. Sebab itu tindakan dalam mengoperasikan pengetahuan haruslah didasarkan kasih kepada Allah dan sesama. Bila kasih dasar pertimbangan tidak akan melakukan perbuatan yang membuat banyak orang tersandung. Semua orang percaya yang bertindak menurut hukum kasih bukan hanya mengenal Allah tetapi juga dikenal oleh Allah (ayat 3). Bila orang percaya bertindak membuat orang lain tersandung pada hakekatnya telah berdosa kepada Kristus (ayat 12).
Dalam Matius 18:7, penyesatan memang selalu ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Jadi orang yang berperan membuat orang lain bersalah dikategorikan sebagai orang yang celaka. Orang tersandung tentu salah bila menjadi lemah apalagi mundur tetapi orang yang membuat dia tersandung lebih bersalah. Jadi rasul Paulus mengatakan bila suatu perbuatan membuat orang lain tersandung lebih tepat memilih jangan berbuat, karena menjadi batu sandungan adalah tindakan mengambil peran dalam kesalahan orang tersandung. (MT)