Jumat 05 April 2024
DISIPLIN DALAM GEREJA
Bacaan Sabda : 1 Korintus 5:1-13
“Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.” (1 Korintus 5:4-5)
Mendapat laporan dari jemaat Korintus rasul Paulus segera memberi jawaban kepada para pelapor dan penanya mengenai kodisi buruk yang terjadi di jemaat Korintus. Rasul Paulus memberi arahan agar jemaat menjauhi dosa percabulan yang dianggap remeh oleh sebagian jemaat Korintus, tetapi bagi rasul Paulus itu adalah dosa besar dan serius yang harus segera ditinggalkan dan dijauhi. Jemaat Korintus yang kaya dengan karunia, tidak memberi tanggapan yang tepat sebagai rasa syukur atas karunia itu. Sehingga mereka sangat minus mengenai karakter. Padahal karunia sangat mudah hilang bila tidak disertai dengan karakter yang baik dan benar.
Sangat tegas rasul Paulus menyatakan supaya gereja jangan pernah mengijinkan kebejatan dilakukan oleh jemaatnya. Sehingga perlu memberi disiplin kepada para pelaku seperti usaha pemberian peringatan dan tak melibatkan dalam pelayanan untuk waktu tertentu. Tujuannya adalah menyadarkan bahwa kebejatan, perzinahan dan pencabulan adalah dosa yang merusak kehidupan para pelakunya. Dengan demikian memberi kesempatan kepada mereka untuk memohon pengampunan dan pada saatnya menerima pemulihan. Kemudian hal itu penting menjaga kekudusan gereja Tuhan. Bila gereja membiarkan saja praktek perzinahan dalam gereja, secara berangsur akan membuat standar moral dalam gereja akan menurun. Bukan hanya kepentingan menjaga kesucian gereja tetapi juga penting bagi lingkungan masyarakat di mana gereja berada. Akan sulit bagi gereja membawa jiwa kepada Yesus jika fungsinya sebagai garam dan terang dunia hilang.
Ada ketegasan yang dinyatakan rasul Paulus untuk mendisiplin para pelaku percabulan dan perzinahan. “Orang itu harus kita serahkan kepada iblis”. Menyerahkan kepada iblis berarti mengucilkan para pelaku kebejatan moral itu dari persekutuan. Dapat juga diartikan membiarkan si pelaku terhukum oleh dosa-dosanya. Bila dia menderita maka gereja mendoakannya dengan harapan dia akan bertobat. Menyerahkan kepada iblis dapat juga diartikan membiarkan tubuh dan jiwanya menderita, tetapi membuat rohnya tetap berada dalam lindungan Tuhan. Artinya tubuhnya terhukum tetapi rohnya selamat karena dia berseru kepada Tuhan. (MT)