Selasa 02 April 2024
HIDUP DALAM ROH
Bacaan Sabda : 1 Korintus 2:1-16
“Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.” (1 Korintus 2:12-13)
Rasul Paulus mengirim surat kirimannya ini dari Efesus untuk menjawab permohonan jemaat Korintus yang meminta petunjuk dalam jemaat Korintus yang sedang bertumbuh. Persoalan utama gereja adalah, walaupun sudah menjadi pengikut Kristus tetap hidup secara duniawi tak terlihat dengan tegas perbedaan dengan masyarakat sekelilingnya yang masih menyembah berhala. Gereja sangat toleran terhadap dosa perzinahan dan kebejatan seksual lainnya atas nama kemerdekaan dan kasih karunia Allah. Hal itu cukup mengganggu dan menimbulkan pertikaian antara mereka yang masih legalis juga yang tetap menjaga dan membangun kekudusan hidup. Itulah sebabnya rasul Paulus berulang-ulang membedakan mereka orang percaya yang hidup dalam roh dan yang hidup dalam daging. Pengikut Kristus yang masih hidup dalam daging yang selalu mengumbar keinginan daging adalah faktual sepanjang masa bukan masalah jemaat Korintus saja tetapi dalam semua gereja sejak dulu hingga kini.
Dalam suratnya ini rasul Paulus memberitakan agar orang percaya hidup dalam roh untuk mengalami tuntunan dan kekuatan Roh Kudus dalam hidup orang percaya dalam memerangi keinginan daging. Menginsafkan Orang akan dosa dan Kesalahan adalah kekuatan Roh menegur dan menasehati tanpa bantuan Roh Kudus sering tak memberi dampak bahkan orang yang ditegur dan dinasehati merasa dirinya dihakimi. Bukan hanya menginsafkan kekuatan dan kuasa Roh Kudus juga mengubah kehidupan.
Para hamba Tuhan yang berkhotbah pun haruslah diurapi Roh Kudus agar memberi dampak perubahan bagi pendengarnya. Ada banyak para pengkhotbah yang sangat mahir berkotbah disertai dengan kecerdasan yang mumpuni sehingga para jemaat selalu disukakan oleh khotbahnya. Tetapi suka mendengar khotbah belum tentu berdampak kepada perubahan hidup. Itulah sebabnya sehebat apapun dan secerdas apapun serta semenarik apapun pengkhotbah haruslah tetap dikuasai dan diurapi Roh Kudus. Kalau itu yang terjadi maka pendengar akan memuliakan dan mengikut Tuhan. Bukan hanya dalam mendengar khotbah, dalam bacaan Alkitab pun semua orang percaya harus memohon urapan Roh Kudus agar Firman yang dibaca mencerahkan hati dan pikiran pembaca. Jemaat di Korintus yang cerdas secara intelektual sangat membutuhkan kuasa Roh Kudus. (MT)