Sabtu 30 Maret 2024
BERMEGAH BUKAN MEMEGAHKAN DIRI
Bacaan Sabda : Roma 15:1-33
“Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan” (Roma 15:17-18)
Rasul Paulus bersaksi khusus tentang pengalamannya dalam memberitakan Injil. Dia menyatakan bahwa melakukan pemberitaan Injil bukan karena dia senang melakukannya tetapi karena mentaati perintah Tuhan. Dia bukanlah menyenangkan diri sendiri tetapi menyenangkan hati Allah. Dengan tulus rasul Paulus menyatakan bahwa Yesuslah teladan baginya dalam melaksanakan pemberitaan Injil. Jadi bila harus menghadapi penderitaan sudah menjadi hal biasa baginya. Berulang kali dia dianiaya hingga hampir dibunuh tetapi terus maju dalam memberitakan Injil dari kota ke kota. Ada tiga kali Rasul Paulus mengadakan perjalanan penginjilan dari kota ke kota bahkan dari satu negara ke negara yang lain. Di penjara dan disesah beberapa kali di hadapinya.
Dia seperti Kristus yang bukan hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain. Suatu pernyataan tulus juga dibuat dengan sungguh-sungguh yaitu “Aku boleh bermegah atas pelayananku kepada Allah”. Ada kebanggaan bila umat terjun ke pelayanan sebagai rasul Paulus karena Allah memakai para hamba-Nya, apa adanya. Bukan oleh kuat dan kuasa tetapi karena kuat kuasa Roh Kudus. Tidak salah bermegah asal jangan menjadi sombong, tetapi harus dengan kerendahan hati dan juga rasa bersyukur yang tulus. Bangga bukan menyombongkan hasil, bangga justru karena Tuhan memakai sebagai alatnya dan juga merupakan bagian dari ketaatan mengabdikan diri menjadi alat yang berguna bagi kemuliaan Tuhan.
Kemudian rasul Paulus sangat bermegah karena Allah memakai menjadi pemberita Injil kepada orang non Yahudi. Rasul Paulus yang tidak lagi terikat dengan keyahudiannya sering mengarahkan alamat dan tujuan penginjilannya ke daerah-daerah yang belum tersentuh oleh pemerintah Injil lainnya. Dalam kesaksiannya rasul Paulus justru tidak terlalu membuka pengalaman penderitaannya, tetapi menyatakan bagaimana Allah memakai dan memberkatinya. Dalam pemberitaannya, rasul Paulus bukan hanya fasih berbicara tetapi berjuang juga berbuat kebajikan atau menerapkan apa yang diucapkannya itu melalui kelakuan dan perbuatan nyata. Paulus bermegah bukan karena keberhasilannya dalam memberitakan Injil tetapi karena segala sesuatu yang dikerjakan Kristus olehnya. Jadi dia bermegah karena Kristus bukan memegahkan diri karena keberhasilan dalam pelayanannya. (MT)